Jelang Galungan, Harga Daging Babi Masih Labil

PETERNAK babi di Karangasem. Jelang Galungan, harga daging babi masih labil. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, KARANGASEM – Menjelang Hari Raya Galungan pada Rabu (28/2/2024), beberapa harga sembako serta bumbu di pasar mulai mengalami perubahan sejak sepekan lalu. Mulai dari harga beras, cabai rawit, cabai besar, bawang putih, bawang merah, dan terutama daging babi yang kerap mengalami lonjakan harga.

Salah seorang pedagang bumbu di Pasar Amlapura, Ni Ketut Tradi, mengatakan, harga bumbu sepekan ini memang mengalami peningkatan. Harga cabai biasa sebelumnya hanya Rp30 ribu sampai Rp40 ribu, sejak seminggu terakhir merambat naik mencapai Rp65 ribu hingga Rp70 ribu per kilo. Cabai lombok tembus Rp80 ribuan.

Bacaan Lainnya

Untuk bawang merah dan bawah putih masih normal atau sama seperti semula. “Karena Penampahan Galungan sudah dekat, memungkinkan harga akan meningkat. Apalagi konsumen juga kan meningkat,” ujarnya, Rabu (21/2/2024).

Lebih lanjut dikatakan, untuk harga beras sekarang 17 ribu per kilogram. Kendati demikian, ada juga jenis yang berbeda dengan harga lebih murah sedikit tapi masih mendekati harga 17 ribu. Kemudian harga tomat merangkak naik sampai tembus Rp30 ribu per kilo.

Karena dia sendiri yang mengambil barang dari luar kota, tentu selaku penjual juga harus menyesuaikan harga agar tidak rugi. Cabai dan tomat dia datangkan dari luar kota, karena petani lokal jarang menanam cabai. “Kebanyakan mereka tanam bunga gumitir untuk alih fungsi olah lahan. Makanya saya cari cabai dari luar kota,” ucapnya.

Baca juga :  Pemberantasan Korupsi Jadi Program Bernilai Strategis

Salah seorang penjual daging babi, Ni Wayan Putu, berujar, sepekan terakhir harga daging babi masih sama Rp80 ribu per kilogram di pasar. Dia selaku pengepul mengambil di peternak harganya masih Rp38 ribu sampai Rp40 ribu per kilo. Untuk Galungan ini, dia mendaku pesanan juga banyak.

Perkiraannya akan memotong babi di kisaran 500 kiloan, seperti rutin tiap enam bulan sekali. Satu ekor babi beratnya antara 80 sampa 100 kilogram. “Untuk daging babi di sini kebanyakan menggunakan ternak lokal, warga ada juga saya cari keluar desa. Intinya daging luar kota di sini belum ada,” pungkasnya. nad

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.