Jelang Akhir Tahun, Harga Cabai Merangkak Naik

JAJARAN Dinas Dagperinkop UKM Buleleng memantau harga kebutuhan pokok di beberapa pasar yang ada di Buleleng. Foto: rik

BULELENG – Jelang akhir tahun, tren harga kebutuhan pokok sudah langganan merangkak naik. Meski terdapat kenaikan harga, namun dari hasil pantauan Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Dagprinkop UKM) Buleleng, stok ketersediaan kebutuhan pokok sejauh ini masih aman.

Kenaikan harga yang cukup drastis seperti cabai, baik cabai merah maupun rawit mencapai Rp80 ribu per kilogram dari sebelumnya dikisaran Rp50 ribu per kilogram hingga Rp75 ribu per kilogram. Sebaliknya, harga cabai merah besar turun dari Rp35 ribu per kilogram menjadi Rp22 ribu per kilogram.

Bacaan Lainnya

Bahan kebutuhan pokok lainnya yang mengalami kenaikan harga, seperti telur ayam ras yang sebelumnya Rp1.500 per butir naik menjadi Rp1.600 hingga Rp1.700 per butir. Minyak goreng curah yang sebelumnya Rp18 ribu per liter naik menjadi Rp20 ribu per liter dan minyak goreng kemasan masih tetap Rp20 ribu per liter.

Sementara harga daging ayam ras utuh masih stabil pada Rp38 ribu per kilogram. Pun harga daging babi masih tetap dikisaran Rp100 ribu per kilogram, termasuk harga daging sapi masih berada dikisaran Rp110 ribu per kilogram.

Baca juga :  Debat Kandidat Media Tarik Pemilih ke TPS

Kepala Dinas Dagprinkop UKM Buleleng, Dewa Made Sudiarta, mengatakan, ketersediaan bahan kebutuhan pokok masih cukup dan dan harga terpantau relatif stabil, kecuali komoditi cabai rawit dan minyak goreng yang mengalami kenaikan.

‘’Ketersediaan bahan pokok cukup dan harga sebagian besar relatif stabil, kecuali komoditi cabai rawit dan minyak goreng mengalami kenaikan akibat pasokan belum memadai akibat cuaca, khususnya cabai. Untuk minyak goreng curah dan kemasan akibat meningkatnya harga bahan,’’ kata Dewa Sudiarta, Minggu (26/12/2021).

Khusus untuk minyak goreng, kata Dewa Sudiarta, Kemendag RI telah meminta seluruh produsen minyak goreng menjaga pasokan dalam rangka stabilitas harga. Naiknya harga minyak goreng, akibat dari meningkatnya harga CPO di pasar global yang pada Oktober lalu naik sebesar 44,03 persen jika dibandingkan tahun lalu.

Penurunan jumlah panen kelapa sawit di dalam negeri juga menjadi faktor harga minyak goreng naik. ‘’Kami akan memfasiliasi kebijakan dari Kementerian Perdagangan untuk menjaga kecukupan pasokan terutama ke retail modern dengan melakukan pemantauan berkala,’’ ujar Dewa Sudiarta.

Sejauh ini, Dinas Dagprinkop UKM terus memantau harga barang pokok dan ketersediaan stok bahan pokok terutama jelang Nataru ini. ‘’Upaya dilakukan dalam menjaga stabilitas harga dan ketersedian dengan memantau harga, memantau ketersediaan stok termasuk pendistribusian barang pokok pada beberapa agen yang ada di Buleleng,’’ pungkas Dewa Sudiarta. rik

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.