POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Euforia kemudaan yang menjadi pembeda dengan kemenangan Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024, juga menjalar ke Pilkada Buleleng. Meski belum mampu lolos sebagai anggota DPD RI Dapil Bali pada Pileg 2024, nama Agung Bagus Arsadhana Linggih justru masuk dalam bursa kandidat untuk Pilkada Buleleng 2024. Performa dan labelnya sebagai Generasi Z menjadi menu jualan utama memikat konstituen.
Ketua DPD Partai Golkar Buleleng, IGK Kresna Budi, tidak membantah terselipnya nama Arsa Linggih sebagai salah satu bakal calon. “Iya, dia memang masuk dalam daftar figur yang diusulkan untuk Pilkada Buleleng. Kami melihat dia sebagai tokoh muda di Bali asal Buleleng, dan potensinya menjaring suara anak muda juga bagus,” sebutnya, Jumat (5/4/2024).
Disinggung rekam jejak putra anggota DPR RI, Gde Sumarjaya Linggih itu kurang optimal karena belum mampu bersaing untuk pencalonan DPD RI, Kresna Budi tidak memungkiri. Hanya, sambungnya, tidak bisa melihat rekam jejak hanya sebatas gagal atau berhasil saja. Kata dia, sebagai pendatang baru di kancah politik, capaian suara Arsa tidak bisa dipandang sebelah mata. Dalam kontestasi calon DPD RI, Arsa mendulang 113.368 suara atau setara 4,57 persen dari 2.483.354 suara sah dan DPT sebanyak 3.269.516 pemilih. Arsa menempati posisi ke-8 dari 17 kontestan.
Soal Arsa Linggih adalah keponakannya dan terkesan membangun politik dinasti, Kresna Budi menilai tidak ada regulasi yang dilanggar. Dia menegaskan, siapa pun yang diusulkan dari aspirasi kader atau masyarakat Buleleng, akan diajukan ke induk partai. “Potensi Arsa mendapat suara anak muda ada. Kalau memang mumpuni, ya diusulkan. Semua itu bergantung usulan,” lugasnya.
Sumarjaya Linggih yang dimintai komentar atas masuknya nama Arsa di bursa Pilkada Buleleng, mengaku sebagai orangtua tentu berharap yang terbaik untuk anaknya. Dia tidak dalam posisi menyuruh atau melarang Arsa untuk menjajal kemampuan di lanskap Pilkada Buleleng meski gagal di pencalonan DPD RI. “Dia kan sudah dewasa, punya keluarga sendiri, sudah pisah KK juga. Artinya, semua yang dia putuskan adalah dari pertimbangan dia sendiri,” papar Demer, sapaan karib anggota Komisi VI DPR RI tersebut.
Walau mendaku tidak ada mendorong, Demer melihat suasana kebatinan anak muda hari ini dalam politik menjadi keunggulan Arsa sebagai bakal calon muda usia. Bagaimana gaya komunikasi politik Gibran yang mencuri hati gen Z, sangat berpeluang direplikasi di Pilkada Buleleng. Hanya, Demer menolak jika kemunculan Arsa hanya mengandalkan kemudaan saja sebagai menu utama.
“Kalau bicara otak, dia pendidikan bagus, sekolah di luar negeri. Kemampuan memimpin ada karena ada usaha sendiri, logistik ada. Pengalaman politik juga ada di DPD RI kemarin, jadi ya silakan saja dia mau maju ke (Pilkada) Buleleng,” pungkasnya.
Dimintai komentar atas kasak-kusuk pencalonannya, Arsa menjawab jadi atau tidaknya bergantung “yang di atas” dan pembuat keputusan di partai saja. “Kalau dikasih jalan dan kesempatan untuk bisa bantu orang lagi lebih banyak, pasti harus siap,” cetusnya singkat. hen