POSMERDEKA.COM, BANGLI – Berdasarkan data di Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, dan Tenaga Kerja Kabupaten Bangli, tercatat ada ratusan warga memilih bekerja di luar negeri sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) sepanjang tahun 2024. Faktor utama yang mendorong mereka bekerja di luar negeri adalah upah atau gaji yang didapat.
Plt. Pengembangan Tenaga Kerja Dinas Koperasi UKM dan Tenaga Kerja Kabupaten Bangli, Ni Nengah Mudiastini, Jumat (7/3/2025) mengatakan, berdasarkan data dari Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), sepanjang tahun 2024 sebanyak 918 warga Bangli memilih bekerja di luar negeri sebagai PMI.
Mereka ada yang bekerja di darat dan di kapal. ”Alasan mereka memilih bekerja di luar negeri adalah besaran gaji yang ditawarkan. Selain itu melihat kesuksesan, baik itu teman atau keluarga, yang sudah bekerja ke luar negeri sebagai PMI,” ujarnya.
918 PMI yang berangkat itu,jelasnya, kebanyakan berasal dari wilayah Susut. Negara yang dituju ada 12 yakni Arab Saudi, Cyprus, Italia, Jepang, Kuwait, Maldives, Francis, Polandia, Rusia, Slovakia, Uni Emirat Arab dan Turki. Italia dan Jepang menjadi negara paling banyak dituju PMI asal Bangli.
Menurutnya, kapasitas Dinas dalam menangani masalah PMI hanya sebatas mengeluarkan kartu pencari kerja (AK1), melakukan verifikasi data Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI), serta menandatangani perjanjian penempatan. “Setelah ada kesepakatan antara CPMI dengan pihak agen terkait penempatan, baru perjanjian tersebut ditandatangani Dinas,” bebernya.
Disinggung langkah yang dilakukan Dinas mencegah terjadinya kasus PMI nonprosedural, Mudiastini mengaku lewat sosialisasi dengan menyasar sekolah (SMK) dan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK). ”Kami mengedukasi warga yang ingin bekerja ke luar negeri agar dilakukan secara prosedural, dengan melengkapi dokumen yang ditentukan,” pungkasnya. gia