POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Gencarnya penetrasi kubu paslon Prabowo-Gibran di Bali, tak cukup mampu menggentarkan Ketua DPD PDIP Bali, Wayan Koster. Dia tetap kukuh target kemenangan paslon Ganjar-Mahfud sebesar 95 persen di Bali. Koster sekaligus menganggap sepi gertakan kubu Prabowo-Gibran bakal mampu mencuri suara sampai 50 persen di Bali. Pernyataan itu dilontarkan usai merayakan HUT ke-51 PDIP dengan tema “Satyam Eva Jayate” (kebenaran pasti menang) di aula DPD PDIP Bali, Rabu (10/1/2024).
“Tetap target 95 persen, itu spirit perjuangan memompa semangat kader partai bekerja ekstra keras, serius di tengah-tengah masyarakat,” tegas mantan Gubernur Bali yang kini bersiap tarung kembali untuk ke periode kedua tersebut.
Nada suara Koster sedikit meninggi ketika diminta tanggapan apakah ada kekhawatiran atas membeludaknya massa yang menghadiri kampanye Gibran di Lapangan Bajra Sandi, Renon, Denpasar pada Selasa (9/1/2024) malam lalu. “Lho, kenapa khawatir? Semua paslon punya kegiatan kampanye,” sahutnya. “Ooo kalau target, semua juga punya target,” sambungnya ketika disinggung soal target Prabowo-Gibran yang sampai 50 persen di Bali.
Diberi pertanyaan terkait adanya spanduk dengan narasi “Hati-hati kembalinya Orba” yang dipasang di Denpasar, kali ini artikulasi Koster terdengar hati-hati. “Saya tidak tahu, jangan tanya saya,” kelitnya meski disentil bahwa Megawati Soekarnoputri juga menyinggung soal Orde Baru (Orba) dalam pidato politiknya saat HUT ke-51 PDIP.
Dimintai pernyataan terkait 51 tahun PDIP, Koster semula tidak mau banyak bicara dengan alasan sudah banyak dijelaskan Megawati di Jakarta yang diikuti secara virtual. Namun, setelah didesak dia bersedia buka suara. Menurutnya, pesan yang bisa disampaikan adalah semangat untuk terus menjaga ideologi Marhaenisme di PDIP yang sudah diwariskan para petinggi partai. Juga terus menjaga dengan penuh tanggung jawab untuk menjalankan ideologi itu, karena PDIP memang selalu bersama rakyat, dan bersama sama khususnya dalam membangun Bali.
Koster mengklarifikasi saat disodori pertanyaan tidak hadirnya sejumlah kepala daerah dari PDIP dalam acara di DPP PDIP. “Ooo bukan tidak hadir, masing-masing menjalankan di wilayah masing-masing sesuai instruksi DPP. Dengan 51 tahun (saat ini) jelas tambah semangat memenangkan Ganjar-Mahfud,” ucapnya dengan ekspresi semringah.
Apakah tetap semangat ketika Presiden Jokowi tidak lagi bersama PDIP? “Saya tidak berwenang menilai itu, itu kewenangannya DPP,” jawabnya, kali ini dengan nada kalem.
Sebelumnya, saat menyampaikan pidato politik, Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri, memompa semangat kadernya untuk memenangkan paslon Ganjar-Mahfud dalam satu putaran. Megawati juga mengisahkan bagaimana perjalanan partai sejak tahun 1971, mulai dari bernama Partai Demokrasi Indonesia sampai menjadi PDIP. Pasang surut dialami.
“Ujian sejarah menempa kita. Apa dialami 32 tahun Orde Baru ketika kita digembleng ideologi dan solid berorganisasi. Tekanan hebat saat itu hingga melahirkan kultur perlawanan atas semua berbau penindasan. Watak ini muncul spontan ketika kita melihat diskriminasi dan ketidakadilan,” serunya.
Melalui HUT ke-51, jelasnya, PDIP menegaskan pesan moral terpenting jati diri sebagai partai wong cilik yang bersatu dengan rakyat. Karena itu kader diingatkan jangan pernah meninggalkan rakyat. Sejarah mengajarkan ketika berhadapan dengan rezim otoriter, rakyat jadi penopang, yang disebut akar rumput. Megawati kemudian menuturkan filosofi akar rumput dimaksud.
“Rumput tidak pernah menyerah dan tumbuh di mana saja. Daya juang tinggi, dibakar atau dicabut sekalipun tetap tumbuh karena akarnya selalu siap tumbuh kembali. Tolong ingat, itulah rakyat, maka selalu bergandengan,” pesannya dalam kegiatan yang dihadiri Wapres Ma’ruf Amin dan sejumlah menteri.
“51 tahun kita bukan karena elite, bukan karena Presiden, bukan menteri, tapi rakyat yang dukung,” pekiknya dengan mimik garang. hen