HUT Ke-41 SMPN 3 Denpasar, Lestarikan Seni Budaya Bali Lewat Lomba Bapang Barong

KEPALA SMPN 3 Denpasar, I Wayan Murdana, foto bersama peserta lomba bapang barong serangkain HUT ke-41 SMPN 3 Denpasar. Foto: putra sasmitha
KEPALA SMPN 3 Denpasar, I Wayan Murdana, foto bersama peserta lomba bapang barong serangkain HUT ke-41 SMPN 3 Denpasar. Foto: putra sasmitha

DENPASAR – Sebagai ajang pelestarian dan pengembangan seni budaya Bali, SMPN 3 Denpasar serangkaian HUT ke-41 menggelar lomba bapang barong tingkat SD se-Bali. Kegiatan dibuka Kepala SMPN 3 Denpasar, I Wayan Murdana, S.Pd., M.Psi., Sabtu (14/3/2020).

Ketua Panitia Putu Surya Nata Sara mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan ini pertama dilaksanakan memerihkan HUT. Lomba bapang barong kali ini juga diikuti dengan lomba makendang tunggal. Walau pertama kali digelar, antusias peserta mengikuti lomba ini sangat tinggi. Terbukti sebanyak 24 penari barong cilik ikut kompetisi ini.

Bacaan Lainnya

Surya melanjutkan, sejatinya bahwa pelaksanaan kegiatan ini melihat perkembangan seni tari barong kian diminati generasi muda. Kendati demikian, diperlukan pemahaman dan edukasi bagi seniman tentang pakem dan gegulakan asli dari seni tersebut. “Tentunya secara prinsip kami berharap dari lomba ini mampu memberikan edukasi bagi seniman cilik entang pakem dan  geguat seni barong buntut di Bali,” paparnya.

Juri bapang barong melibatkan, I Gede Radiana, S.Sn., M.Sn., dan Putu Bagus Wisnawa, dengan pokok penilaian tandang, tangkis dan kreativitas. Sementara lomba makendang tunggal melibatkan juri I Ketut Suandita, S.Sn., dan I Wayan Murda, S.Sn., dengan pokok penilaian teknik pukulan, kreativitas, keserasian dan penampilan.

Baca juga :  Uji Coba Lawan Timnas SEA Games Batal, Bali United Urung ke Jakarta

Kepala SMPN 3 Denpasar, I Wayan Murdana, sangat mengapresiasi pelaksanaan lomba bapang barong dan kendang tunggal ini. Sehingga diharapkan mampu menjadi wahana edukasi serta menjaring seniman muda di Bali yang bermuara pada pelestarian dan penguatan seni budaya Bali.

‘’Kami selalu memberikan wadah berkreasi bagi para seniman. Sehingga dengan adanya lomba ada semangat untuk tetap mempertahankan budaya Bali,’’ ujar Murdana.

Ia mengatakan barong merupakan sebuah tarian tradisional Bali dalam wujud topeng dan kostum badan dapat dikenakan oleh satu atau dua orang. Barong Ket adalah salah satu dari berbagai macam jenis barong yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Unesco.

Meskipun sudah mendapat pengakuan dunia, kesenian barong tetap perlu dikembangkan dan dilestarikan berkesinambungan terutama oleh para generasi muda untuk membangkitkan dan melestarikan tarian Barong. Dengan adanya lomba bapang barong ini, diharapkan dapat menggali potensi Bali terutama para generasi mudanya dalam berkesenian khususnya tarian bapang barong. Dari lomba ini, ke depanya diharapkan seniman tidak hanya piawai diatas panggung lomba saja, melainkan juga mampu mambawakan dan melaksanakan pementasan saat ngayah. Mengingat di Bali memiliki banyak sesuhunan berupa barong. tra

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.