HUT Ke-41 SMPN 3 Denpasar, Jaga Keajegan Bali Lewat Lomba Seni dan Budaya

KEPALA SMPN 3 Denpasar, I Wayan Murdana, foto bersama peserta lomba tari Jauk Keras serangkain HUT ke-41 SMPN 3 Denpasar. Foto: putra sasmitha
KEPALA SMPN 3 Denpasar, I Wayan Murdana, foto bersama peserta lomba tari Jauk Keras serangkain HUT ke-41 SMPN 3 Denpasar. Foto: putra sasmitha

HUT Ke-41 SMPN 3 Denpasar, Jaga Keajegan Bali Lewat Lomba Seni dan Budaya

DENPASAR – Serangkaian memperingati HUT ke-41 SMPN 3 Denpasar (Spentri) menggelar lomba akademis dan nonakademis tingkat SD se-Bali. Jumat (13/3/2020), ratusan siswa SD mengikuti lomba nonakademis.

Bacaan Lainnya

Ketua Panitia HUT Putu Sri Utami Dewi, S.Pd., M.Pd., didampingi Sekretaris Pande Eka Sukmawati, S.Pd., mengatakan, ada 12 jenis lomba nonakademis yang digelar. Meliputi, lomba melukis, macepat, mapidarta bahasa Bali, nyurat aksara Bali, puisi bahasa Indonesia, magender wayang berpasangan, ngeridik berpasangan, tari Legong Keraton (Condong), tari Jauk Keras, yel-yel antikorupsi, makendang tunggal dan bapang barong.

Utami Dewi menjelaskan, pada lomba melukis tiap peserta wajib membuat karya lukis bertema ‘’Penanggulangan Sampah Kota Denpasar’’. Lomba yang paling heboh tampak di lomba makendang tunggal dan tari Jauk Keras. Juga di lomba magender wayang berpasangan. Tiap peserta membawakan materi tabuh gender wayang ‘’Sesapi Ngindang’’. Di lomba ngerindik, peserta memainkan tetabuhan ‘’Jaran Guyang’’.

Di lomba mapidarta bahasa Bali, tiap peserta membawakan naskah sendiri dengan tema ‘’Ngerajegang basa Bali’’. Di lomba macepat tiap satu tim terdiri dari dua peserta pasangan putra dan putri. Materi yang dibawakan, untuk wajib putri adalah pupuh sinom dasar, pilihan putri (durma, pangkur dan ginada), sedangkan wajib putra adalah durma dan pilihan putra (sinom, pangkur dan ginada).

Baca juga :  Cerita Dokter Sekaligus Pasien Covid-19 yang Awalnya Tak Bergejala

Sementara di lomba puisi, tiap peserta membawakan puisi ‘’Dibawa Gelombang’’ karya Sanoesi Pane dan puisi ‘’Padamu Jua’’ karya Amir Hamzah. Semua peserta diberikan piagam penghargaan, sedangkan juara 1,2, dan 3 diberikan piagam dan piala.

Kepala SMPN 3 Denpasar, I Wayan Murdana, S.Pd., M.Psi., mengungkapkan, Spentri selalu peduli dengan masalah kekinian, termasuk mengasah kecerdasan siswa SD melalui lomba akademis dan memberi ruang berkompetisi pada bidang seni dan budaya. Ia mengatakan, pengembangan budaya tidak bisa dikembangkan secara instans dan keajegan seni budaya Bali harus terpelihara di era globalisasi.

Dimulai dari anak SD inilah, kata Murdana, seni budaya itu harus ditanamkan. Tujuannya akhirnya nanti tentu melalui lomba seni budaya ini adalah melestarikan seni tabuh, bahasa dan sastra Bali. Dengan begitu, sebagai generasi muda mampu melestarikan warisan kesenian yang dititipkan para leluhur agar tidak tergerus oleh pengaruh kesenian modern belakangan ini. Di sisi lain, Murdana juga menegaskan, kemajuan pendidikan juga tak terlepas dari pelestarian budaya. Seni budaya, kata dia, juga bagian dari pembentukan karakter positif anak, karenanya pendidikan karakter sangat penting dan seni untuk memperhalus diri. Ini sesuai dengan konsep pendidikan yang diterapkan SMPN 3 Denpasar yakni, menyeimbangkan perilaku, karakter yang baik dan prestasi akademis serta cinta lingkungan. tra

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.