Eksekutif Diminta Tidak Anggarkan Pendapatan Terlalu Tinggi

Foto: RAPAT KERJA DPRD BANGLI RAPAT kerja antara Badan Anggaran (Banggar) DPRD Bangli bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Bangli, Rabu (12/8). Foto: gia
Foto: RAPAT KERJA DPRD BANGLI RAPAT kerja antara Badan Anggaran (Banggar) DPRD Bangli bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Bangli, Rabu (12/8). Foto: gia

BANGLI – DPRD Bangli meminta eksekutif tidak mengasumsikan pendapatan daerah terlalu tinggi. Dewan khawatir apabila tak mampu dipenuhi, maka akan berdampak pada kegiatan yang telah dirancang.

Hal ini terungkap dalam rapat kerja antara Badan Anggaran (Banggar) DPRD Bangli bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Bangli, Rabu (12/8). Sementara TAPD Bangli dihadiri Kepala Badan keuangan, Pendpatan dan Aset Daerah, I Ketut Riang serta Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, I Putu Ganda Wijaya.

Bacaan Lainnya

Rapat tersebut dipimpin oleh Wakil ketua DPRD Bangli, I Komang Carles, membahas tentang KUA PPAS 2021. Carles mengungkapkan pada KUA PPAS 2021, Pendapatan Asli Daerah dirancang sebesar Rp119 miliar. Bilamana dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah ini mengalami peningkatan sebesar Rp19 miliar.

‘’Awalnya PAD tahun 2020 dirancang sebesar Rp165 miliar. Namun karena situasi Covid-19, bupati melakukan refocusing sehingga target PAD hanya sebesar Rp100 miliar. Ini disebabkan sejumlah OPD penghasil tidak ada pergerakan ataupun kegiatan,’’ ujarnya.

Dari jumlah tersebut, lanjut Carles, pada laporan realisasi satu semester PAD Bangli telah mendekati Rp50 miliar. Dengan demikian asumsi PAD pada tahun 2020 telah mendekati target. ‘’Tapi dari eksekutif merancang Rp119 miliar. Berarti ada asumsi melebihi target dari laporan realisasi itu. Hal inilah yang perlu diperdalam kembali,” katanya.

Baca juga :  Komite Olahraga Polri di Lingkungan Polres Gianyar Dikukuhkan

Carles mengharapkan esksekutif memasang target secara realistis. Jangan terlalu berlebihan, takutnya program yang dirancang susah payah malah tidak bisa terdanai. ‘’Jadi misalnya asumsi pendapatan kita Rp100 miliar, ya itu yang dipasang. Jangan terlalu berlebihan, dan berdampak pada kegiatan di masyarakat. Sebab sesuai pengalaman, kita terlalu tinggi memasang pendapatan akhirnya di pertengahan jalan tidak bisa dilaksanakan lantaran tidak ada anggaran. Karenanya lebih baik realistis, menyesuaikan kondisi keuangam yang ada,’’ ujar dia.

Hal senada juga dipaparkan anggota Banggar Ketut Suastika. Pihaknya tidak ingin ekskutif berasumsi terlalu tinggi dalam pendapatan. Apalagi dalam PAD, di tengah situasi pandemi Covid-19, tentu sejumlah pemasukan akan menurun.

Sebut saja sektor pariwisata yang menjadi andalan, tentu dampaknya sangat terasa. ‘’Kita tidak tahu bagaimana situasi tahun 2021 nanti. Apakah bisa normal atau tidak,’’ ungkapnya.

Menindak lanjuti hal ini, Banggar telah menjadwalkan rapat marathon pada Kamis (13/8) hari ini. Yakni rapat dengan OPD pengasil pada pagi hari, dan siangnya dengan TAPD. Tujuannya menetapkan target PAD, apakah akan dirancang turun, tetap Rp19 miliar, atau masih ada potensi sumber PAD lain yang bisa digarap.

Sebelumnya Kepala BKPAD Bangli, I Ketut Riang menyebutkan, terkait dengan target PAD Rp119 milyar tersebut telah berdasarkan laporan dari masing-masing OPD penghasil. 028

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.