Diganggu Hujan, Pengunjung Taman Edelweis Merosot Drastis

KUNJUNGAN wisatawan mancanegara dan domestik ke Wisata Taman Edelweis di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem merosot drastis akibat diganggu hujan. Foto: ist

KARANGASEM – Kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik ke Wisata Taman Edelweis di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem merosot drastis. Kondisi ini terjadi sejak November 2022 sampai sampai saat ini.

Bidang Promosi Taman Edelweis Bali, I Komang Widnyana, mengatakan, tingkat kunjungan merosot hingga 50 persen lebih. Biasanya kunjungan wisatawan di kisaran 100 orang per hari, kini hanya 50 orang. “Kadang Cuma 10- 15 orang,” ungkapnya, Rabu (18/1/2023).

Bacaan Lainnya

Ditambahkan, kunjungan wisatawan tertinggi terjadi saat pergantian tahun baru, yang mencapai 733 pengunjung. Sementara saat Umanis Galungan dan Kuningan, kunjungan hanya 400-500 orang. Pada Hari Minggu sekitar 100 orang, dan pada hari biasa di kisaran 20 sampai 50 orang.

“Kalau Umanis Galungan dan Umanis Kuningan tahun lalu, kunjungan bisa mencapai 1.000-1.500 orang. Sekarang menurun drastis. Bulan Januari 2023, kunjungan terbanyak yakni saat pergantian tahun baru,” keluhnya.

Turunnya kunjungan wisatawan ke objek ini, terangnya, karena cuaca ekstrem. Edelweis berada di ketinggian, dan di bawah Gunung Agung. Sempat ada beberapa wisatawan yang datang tapi tidak masuk, diduga karena cuaca ekstrem dan sering hujan.

Untuk menggaet wisatawan, pengelola berencana kembali menata dan membangun beberapa spot foto dengan panorama keindahan lereng Gunung Agung. Ditambah membangun pondok untuk istirahat untuk pengunjung.

Baca juga :  Dukung Pengembangan “Smart City”, Pemkab Jembrana Rancang Penataan Taman Makam Pahlawan

Untuk diketahui, Taman Edelweis didirikan pada Mei 2018. Berawal dari ide warga dan pemuda yang tinggal di lereng Gunung Agung. Tujuan utama pembangunan Taman Edelweis untuk membangkitkan ekonomi masyarakat Temukus, setelah erupsi Gunung Agung pada 2017 silam.

Lahan yang semula luasnya puluhan are meningkat jadi sekitar 1,4 hektar. Selain itu, pengelola memperluas lahan dengan lokasi sekitar 5 kilometer dari puncak Gunung Agung. nad

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.