Cek Kesehatan Gratis di Bangli Tersandung Aplikasi

KEPALA Dinas Kesehatan (Kadiskes) Bangli, dr. I Nyoman Arsana. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, BANGLI – Pelayanan Kesehatan Gratis (PKG) di Kabupaten Bangli dilaksanakan sejak 1 Februari lalu, dan dalam waktu 14 hari melayani sekitar 50 warga. Namun, yang bisa masuk hanya 34 orang. “Karena terkendala aplikasi, sisanya tidak bisa masuk,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Bangli, dr. I Nyoman Arsana, Kamis (13/2/2025).

Lebih lanjut disampaikan, pelayanan kesehatan gratis yang dicanangkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Bangli, selama ini pelaksanaannya masih terkendala dengan aplikasi. Misalkan dalam kartu sehat mobile, ketika Nomor Induk Kependudukan (NIK) dimasukkan justru yang muncul orang lain, bukan warga tadi.

Bacaan Lainnya

Dia mengaku menyambut baik program Kemenkes ini, karena dengan layanan kesehatan gratis ini masyarakat sehat akan tetap sehat dan produktif. Dengan skrining, masyarakat bisa mendeteksi dini penyakit yang diderita seperti tensi tinggi (hipertensi), gula darah, kolesterol, dan lainnya. ”Dengan demikian masyarakat tahu kondisinya. Jadi, bisa harus berbuat apa untuk mencegah yang lebih parah,” bebernya.

Lebih jauh disampaikan, instansinya juga menggelar rapat dengan BPJS, karena hasil skrining ini tidak bisa berhenti, harus ada kelanjutannya. Misalnya masyarakat yang menderita hipertensi, ke mana mereka bisa melanjutkan pengobatan. “Misalkan faskesnya di Puskemas Bangli I, kami arahkan ke sana untuk penanganan lebih lanjut,” terangnya.

Baca juga :  Waspada! Tanah Longsor dan Pohon Tumbang Masih Terjadi di Tabanan

Dalam layanan ini, sambungnya, tidak ada kriteria khusus. Semua masyarakat seluruh Indonesia bisa dilayani sesuai dengan kelompok umurnya, seperti balita, dewasa serta lansia. Hanya, untuk penanganannya nanti berbagi dengan rumah sakit swasta, klinik serta praktik mandiri. Hanya menunjukkan KTP dan identitas kependudukan lainnya, masyarakat bisa dilayani.

Untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat, dia bilang dinasnya akan koordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Bidan untuk bersama-sama turun ke masyarakat melakukan skrining. “Kami siapkan 12 puskesmas untuk pelayanan ini. Kami yakin pemerintah pusat nanti melakukan perbaikan layanan aplikasinya, sehingga pelayanan bisa berjalan lancar,” pungkasnya. gia

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.