Buleleng Perketat Aturan Karantina Pekerja Migran, Ini yang Tak Dibolehkan

TEMPAT karantina bagi PMI asal Buleleng yang menjalani isolasi di beberapa hotel di Buleleng. Foto: rik
TEMPAT karantina bagi PMI asal Buleleng yang menjalani isolasi di beberapa hotel di Buleleng. Foto: rik

BULELENG – Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Buleleng, memperketat aturan karantina bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Buleleng yang menjalani karantina di beberapa tempat karantina di Buleleng. Mereka diminta tidak melakukan kontak antar penghuni kamar selama menjalani karantina.

Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, mengatakan, dilarangnya melakukan kontak antar penghuni kamar bagi para PMI yang menjalani karantina ini untuk melindungi seluruh pelaku karantina (PMI, red) itu sendiri. Dikhawatirkan jika ada interaksi secara bebas, penyebaran Covid-19 dari salah satu dari mereka yang terinfeksi, akan sangat mudah.

Bacaan Lainnya

‘’Yang saya khawatirkan, misalnya kalau satu hotel terdapat 50 orang PMI, lalu ada satu orang PMI yang terkena virus Corona, ini bisa 50 orang lainnya kena virus juga semua. Inilah yang saya sangat khawatirkan jika ada interaksi secara bebas,’’ kata Suradnyana, belum lama ini.

Diharapkan para PMI yang menjalani karantina untuk memahami maksud dilakukan karantina bagi mereka sendiri. Karantina jangan dimaknai sebagai mengamankan diri dari masyarakat luas, namun dipahami sebagai pengamanan diri dengan sesama pelaku karantina itu sendiri.

Baca juga :  Bupati Dana Serahkan Penghargaan Ombudsman ke 6 UPP di Karangasem

Selain dilarang untuk melakukan aktivitas berkumpul, mereka juga dihimbau untuk tetap berada di dalam kamar, kecuali untuk olahraga, dengan tetap memperhatikan pembatasan jarak dengan orang lain. Selain itu, masker juga wajib digunakan oleh pelaku karantina, terutama saat keluar kamar.

Tata cara pemberian makanan juga menjadi perhatian Gugus Tugas. Setiap pemberian makanan kepada para PMI menjalani karantina agar menggunakan bungkusan sekali pakai, termasuk juga secara mandiri membersihkan kamarnya.

Suradnyana juga mengaku, akan terus mengupayakan mencari hotel-hotel yang bersedia digunakan sebagai tempat karantina. Apabila nantinya kamar hotel yang ada saat ini tidak cukup untuk menempatkan PMI yang datang, maka bukan tidak mungkin penempatan karantina didistribusikan ke desa-desa.

‘’Sebenarnya, secara psikologis dia lebih nyaman, bisa dekat dengan keluarga. Di desa, udara jauh lebih segar. Karena untuk peningkatan imun tubuh itu tidak saja dari makanan, tapi suasana hati juga mempengaruhi,’’ jelas Suradnyana.

Suradnyana meminta kepada perbekel se-Buleleng untuk lebih terbuka menyampaikan jika ada PMI yang datang. Mereka harus menjalani karantina terlebih dahulu sebelum nanti berbaur dengan masyarakat. ‘’Kami juga mengimbau kepada perbekel agar dapat menggunakan dana desa yang dimiliki untuk menyediakan tempat karantina yang layak bagi para PMI,’’ pungkas Suradnyana. 018

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.