Oleh Made Nariana (Pemimpin Redasi Harian Pos Bali)
BELAKANGAN, dengan terstruktur dan berencana, Amien Rais (76 tahun) tidak habis-habisnya menyerang Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui media sosial (youtube).
Serangan tersebut, bukan saja terhadap Jokowi sebagai Presiden, bahkan sering juga mengarah ke persoalan pribadi. Kelihatan, betapa tidak senangnya Amien Rais kepada Presiden Jokowi yang dipilih sebagian besar rakyat Indonesia melalui pemilu tahun 2019.
Sebagai kritik seorang yang menamakan dirinya tokoh politik, kepada seseorang Presiden sebagai lambang negara – tentu wajar di zaman sekarang. Tetapi sering ada pihak tidak dapat membedakan kritik dengan ungkapan kebencian, irihati bahkan mengarahkan ke fitnah.
Amien Rais sebagai mantan Ketua MPR-RI, disebut sebagai tokoh reformis tahun 1998 – sejak sebelum pemilu 2019, sudah tidak mendukung Jokowi. Sampai sekarang ia tidak pernah move on dengan realitas politik yang ada. Pernyataannya selalu berlindung di balik ajaran-ajaran agama.
Banyak kalangan di media sosial (medsos) menilai tokoh tersebut tidak tahu diri. Tidak konsisten, orang Bali bilang tidak satyawacana. Ia pernah membuat nazar (berjanji), kalau Jokowi menang sebagai Presiden akan jalan kaki dari Jogyakarta ke Jakarta.
Sampai sekarang “kaul suci” itu tidak dilaksanakan. Ia sendiri juga pernah melontarkan istilah Parpol Setan dan Parpol Allah. Maksudnya, setiap partai politik (parpol) pendukung Jokowi dikategorikan sebagai partai setan, sedangkan yang di luar itu sebagai parpol non-setan.
Banyak diksi-diksi pernyataannya terkesan iri, dengki, penuh kebencian kepada pihak lain khususnya kepada Presiden Jokowi. Banyak pihak masih ingat, Amien Rais pernah menyebut bahwa, Jokowi sebagai “bebek lumpuh” yang tidak mampu berbuat apa-apa, dan pasti kalah dalam pilpres 2019.
Pokoknya terlalu banyak diksi politik, bukannya menyebabkan rakyat semakin simpati dengan Pak Amien. Tetapi malah makin menjauh dan antipati, sehingga ia sendiri sebagai pendiri PAN “dipecat” oleh generasi barunya. (Istilah dipecat anakbuah dari PAN, berdasarkan pengakuan Amien Rais sendiri). Malah, putranya sendiri, Mumtaz Rais, kini bersebrangan dengan sang ayah Amien Rais, karena sering mencela pemimpin Indonesia yang sah.
Sebagai profesor politik tamatan Amerika Serikat, sepatutnya Amien Rais tidak sejauh itu “membenci” Jokowi, yang hanya tukang mebel saat masih tinggal di Solo. Atau mungkin Amien Rais merasa kalah pamor dengan seorang pengusaha mebel, sementara ia sendiri intelektual tamatan luar negeril?
Saya menduga pemikirannya: “Mengapa Jokowi menjadi idola masyarakat, sementara saya sebagai tokoh reformasi tidak? Mengapa saya dikalahkan orang kurus, malah sampai jadi Presiden dua periode, tetapi saya malahan digusur dari PAN yang saya buat sendiri?”.
Saya percaya garis yang ditentukan Tuhan terhadap hambanya sudah ditentukan sedemikian rupa. Amien yang selalu menjelek-jeleknya Jokowi dengan berlindung dibalik agama, pasti tahu bahwa nasib orang salah satunya ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Terakhir Amien menyerang Jokowi melalui Risalah Kebangsaan. Ia mengatakan, sudah 6 tahun Jokowi memimpin Indonesia tidak punya kompetensi. Kalau memang demikian, ya resign…. kata Amien Rais melalui jumpa pers di Jakarta.
Amien menyatakan, ia minta MPR dapat mengambil alih proses pengunduran diri. Amien mengatakan, Jokowi merupakan sosok bermartabat tetapi tidak dapat mengubah keadaan bangsa yang dinilainya saat ini semakin memburuk……. dan seterusnya.
Ocehan Amien Rais, berlalu begitu saja. Malahan PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) sebagai partai pendukung Jokowi menganggap ocehan Amien Rais sebagai vitamin untuk memperkuat kinerja Jokowi.
Netizen lainnya, banyak yang mencemooh pendapat Amien Rais, dianggap orangtua yang sudah tidak tahu diri. Tidak mampu melihat kenyataan. Ukurannya, bukan saat semua negara di dunia dilanda Corona, tetapi seharusnya saat negeri dalam kondisi normal.
Saya melihat Amien Rais dalam kondisi frustrasi sebagai tokoh politik. Saat Ratna Sarumpaet mengaku dianiaya di dekat Bandara Bandung tahun lalu, Amien Rais sebagai politisi kawakan tingkat internasional, malahan terjebak ikut membela habis-habisan.
Ia terjebak dan percaya dengan pengakuan bohong Ratna, dan menyalahkan penguasa saat itu. Kalau hanya segitu kelasnya, tentu saja harus dicatat masyarakat yang masih memiliki akal sehat.
Konon Amien Rais yang sebentar lagi akan mendeklarasikan “PAN reformasi”, akan terus membuat Risalah Kebangsaan, demi kepentingan bangsa. Saya percaya isinya pasti terus mendiskreditkan Jokowi sebagai pemimpin bangsa.
Dan ingat, salah satu lawannya yang akan menentang Amien Rais menjelek-jelekkan pemerintah adalah anaknya sendiri Mumtaz Rais, yang menjadi menantu besannya Amien Rais sendiri yakni Ketua Umum PAN Zulkfli Hassan. Ironi banget…..! (*)