POSMERDEKA.COM, BANGLI – Dalam upaya pemberantasan rabies, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli gencar vaksinasi terhadap hewan penular rabies (HPR), terutama anjing.
”Dari 58.355 ekor estimasi populasi anjing di Bangli, yang sudah divaksinasi hingga pertengahan September kemarin baru 2.0287 ekor atau sekitar 40 persen. Cakupan vaksinasi tergolong cukup meningkat dibandingkan pada pertengahan Juli lalu yang hanya 26 persen,” ungkap Kepala Dinas PKP Bangli, I Wayan Sarma, Senin (14/10/2024).
Menurut Sarma, keterbatasan dana untuk biaya operasional petugas menjadi kendala tidak optimalnya pelaksanaan vaksinasi rabies tahun ini. Dalam pelaksanaan vaksinasi, instansinya saat ini tidak bisa lagi melibatkan E-Tim. “Karena dana terbatas dan kurangnya tenaga atau petugas dalam melakukan vaksinasi, sedangkan untuk vaksin rabies masih tersedia,“ ungkapnya.
Lanjut Sarma menjelaskan, E-Tim adalah tim yang beranggotakan petugas vaksinasi non-ASN. Mereka dilatih mempunyai kemampuan khusus memvaksin hewan penularan rabies. Mereka dapat Biaya Operasional Petugas (BOP), tapi sekarang tidak ada lagi. “Kami hanya pakai Tim Puskeswan saja yang ada di masing-masing Kecamatan,” jelasnya.
Meski tim yang dilibatkan berkurang, dia tetap berkomitmen mencapai target minimal cakupan vaksinasi rabies yakni 70 persen. Dalam pelaksanaan vaksinasi, Dinas PKP Bangli memprioritaskan desa-desa yang masuk zona merah rabies.
Sepanjang Januari hingga September 2024, sambungnya, tercatat ada 37 kasus anjing rabies. Kasus tersebut ditemukan di empat kecamatan. Bukan hanya memastikan tidak adanya angka kematian akibat rabies, instansinya juga memberantas rabies dari sisi hewannya.
Dibandingkan tahun lalu, dia menilai jumlah kasus rabies tahun ini mengalami penurunan. Hal tersebut terjadi karena cakupan vaksinasi tahun lalu tergolong tinggi, mencapai 80 persen lebih. “Kalau tahun ini vaksinasi tidak maksimal, kemungkinan tahun depan kasus rabies bisa naik karena banyak anjing yang belum divaksin,” paparnya mengingatkan.
Masih banyaknya hewan peliharaan seperti anjing yang diliarkan warga, jelasnya, menjadi kendala utama yang dihadapi. Petugas vaksinasi rabies yang datang ke rumah-rumah warga, kesulitan untuk menangkap dan memvaksin hewan peliharaan warga. Kalau dipelihara dengan dikandangkan atau diikat, dia berpandangan petugas akan lebih mudah melakukan vaksinasi.
“Kami berharap masyarakat bisa peduli dan ikut berperan aktif menyerahkan hewan peliharaannya untuk divaksin petugas, jika nantinya ada petugas yang datang,” pesannya menandaskan. gia