POSMERDEKA.COM, MATARAM – Keberadaan Sekolah Rakyat gratis yang menjadi program Presiden Prabowo Subianto, diharap akan benar-benar mampu mengentaskan kemiskinan ekstrem di Provinsi NTB. Sebab, pada tahun 2025, angka kemiskinan ekstrem di NTB mencapai 119.932 jiwa.
”Program ini untuk pengentasan kemiskinan ekstrem, memotong mata rantai kemiskinan. Ini yang kami harapkan dan kami dukung penuh,” ujar anggota Komisi V DPRD NTB, Made Slamet, Selasa (15/4/2025).
Politisi PDIP ini mengakui, pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin dapat mencegah kemiskinan diwariskan pada generasi penerus bangsa. Ini adalah tujuan utama pemerintah dalam menghadirkan Sekolah Rakyat.
Dia menegaskan, keberadaan Sekolah Rakyat bernilai penting dalam menciptakan generasi emas pada 2045 mendatang. Sekolah Rakyat adalah program Presiden Prabowo Subianto dalam memberi akses pendidikan layak dan berkualitas bagi masyarakat miskin ekstrem. Sekolah Rakyat ini nantinya berkonsep asrama dengan jenjang SD, SMP, dan SMA.
Menurut Made Slamet, Sekolah Rakyat ini menjadi bukti kehadiran pemerintah dalam menghadirkan pendidikan yang merata kepada anak bangsa. Masyarakat miskin ekstrem lanjutnya, harus dipastikan tetap bersekolah sehingga keberadaan Sekolah Rakyat ini adalah tempat untuk mengenyam pendidikan. ”Kami sebagai wakil rakyat akan mendukung sepenuhnya Sekolah Rakyat untuk pendidikan masyarakat,” jaminnya.
BPS NTB merilis, pada Maret 2024 kemiskinan ekstrem Provinsi NTB sebesar 2,04%. Turun 0,6% dibanding tahun 2023 yang berjumlah sebanyak 2,64%. “Angka kemiskinan ekstrem NTB yang 2,04% tahun 2024 berada di posisi delapan besar nasional,” kata Kepala Bappeda NTB, Iswandi, Selasa (15/4/2025).
Jika dipilah per kabupaten/kota di NTB, angka kemiskinan ekstrem terendah berada di Kabupaten Lombok Tengah yaitu 0,72%, dan tertinggi di Kabupaten Lombok Utara dengan angka 5,79%. Ada lima kabupaten/kota yang mengalami penurunan angka kemiskinan yaitu Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Lombok Utara, dan Kota Mataram.
Lima kabupaten/kota yang mengalami kenaikan angka kemiskinan ekstrem yaitu Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Dompu, Kabupaten Bima, Kabupaten Sumbawa Barat dan Kota Bima.
Adapun jumlah penduduk miskin ekstrem di NTB mengacu pada dua data yang berbeda. Mengacu data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE), warga miskin ekstrem di NTB sebanyak 282.486 jiwa. Sementara berdasarkan angka regsosek, warga miskin ekstrem di daerah ini sebanyak 119.932 jiwa.
“Yang terpenting di tahun 2025, angka kemiskinan ekstrem yang 119.932 jiwa jangan sampai tak tertangani. Itu harapan kita, sehingga ini menjadi prioritas yang menggunakan data regsosek,” tandas Iswandi. rul