Akhirnya Giriasa vs Kotak Kosong

Oleh Made Nariana
(Pimred Harian Pos Bali)

SEMPAT terjadi peningkatan suhu politik di Badung, dengan munculnya lawan petahana Giriasa (Giri Prasta berpasangan dengan Ketut Suiasa) menghadapi pilkada Badung, 9 Desember 2020.

Bacaan Lainnya

Koalisi Golkar, Gerindara dan Nasdem Badung tiba-tiba memunculkan nama Diatmika-Muntra. Nama tersebut beredar saat sejumlah mantan Bupati Badung antara lain AA Agung Gde Agung, I Gusti Alit Putra dan Wayan Subawa (pernah jadi pejabat Bupati) , melakukan pertemuan di Denpasar.

Pertemuan itu juga dihadiri sejumlah elit parpol. Konon nama Diatmika diusulkan penglingsir Puri Mengwi AA Gde Agung, mantan Bupati sebelum Giriasa berkuasa. Mantan Bupati Badung itu, ingin mengganti Giriasa dengan tokoh yang dianggap dapat membawa perbaikan untuk Badung ke depan. Pemikirannya, momen mewabahnya pandemi Covid-19 dipakai sebagai titik tolak.

Pandemi Corona memang melandadunia. Semua negara “bangkrut”, termasuk kabupaten Badung. Mereka yang tidak puas dengan kepemimpinan Giriasa, berusaha menggunakan kondisi Badung tersebut sebagai titik awal mencari pemimpin baru. Padahal (terlepas dari kekurangan), Giriasa dicintai rakyatnya karena tidak mengejar kekayaan untuk diri sendiri saat berkuasa.

Baca juga :  Kelurahan Gianyar Wajibkan Vaksin untuk Dapat Pelayanan

Target yang ingin mengganti Giriasa, dengan kondisi Corona, rakyat Badung akan berpaling meninggalkan Giriasa dan memberi dukungan kepada pasangan baru hasil godokan koalisi Golkar tersebut.

Ternyata…. hasil survey berbeda. Rakyat Badung masih menghendaki Giriasa melanjutkan kepemimpinan mereka di jilid II. Pengurus DPP Golkar sendiri melihat hal itu dengan jeli. Rakyat Badung tidak lupa, apa yang dilakukan Giriasa selama ini buat rakyatnya.

Dari lahir sampai mati rakyatnya mendapat fasilitas pemerintah daerah. Upacara keagamaan dan prasarana keagamaan juga dibenhi dengan maksimal. Selain itu, pendidikan dan kesehatan, orangtua, olahraga, sekehe taruna-taruni mendapat perhatian begitu besar.

Bahkan sampai semua Bendesa Adat di Badung bersama kramanya mendukung Giriasa melanjutkan kepemimpinan di Badung lima tahun ke depan. Belum lagi sejumlah relawan di mana-mana bangkit, termasuk sejumlah elemen rakyat Badung mengalir ke rumah Pak Giri di Petang memberikan dukungan.

Kalau demikian halnya, tidak mengherankan jika hasil survey memberikan nilai tinggi buat Giriasa – menyebabkan DPP Golkar Pusat mengabaikan aspirasi arus bawahnya di Badung dalam menghadapi pilkada kali ini. Kenyataan terbalik itu semestinya diterima dengan rasional.

Baliho Diatmika-Muntra memang sudah tersebar di mana-mana, sejumlah simpatisannya memasang di pojok-pojok jalan. Ya lumayan juga, biaya yang dikeluarkan untuk itu.

Karena Giriasa sudah dipastikan melawan kotak kosong, baliho Diatmika-Muntra seharusnya diturunkan segera, sehingga tidak merusak pemandangan alam sekitar. Saya berharap semua pihak legowo dengan kondisi tersebut, sehingga pilkada Badung 9 Desember 2020 berjalan lancar!

Baca juga :  Terseret Arus Pantai Kelingking, Suasta Ditemukan Meninggal

Partai Golkar sudah terkunci mendukung pasangan Giriasa di Badung. Sebelumnya, setelah resmi menerima rekomendasi dari dari DPP PDI-P, Giri Prasta juga mengajak Golkar bergabung mendukung dirinya.

Ternyata harapan tersebut terpenuhi. Kalau kelak ada kader Golkar membelt, tidak memenuhi apa yang diinginkan DPP Golkar, pasti mereka akan mendapat sanksi yang memadai. Semua parpol juga begitu, jika ada kadernya tidak taat asas dengan perintah partai.

Berikutnya saya yakin Gerindra, juga akan melabuhkan dukungan kepada incumbent (petahana) di Badung. Sementara Nasdem? Dapat saja menarik dukungkan kepada Diatmika-Muntra, melabuhkan dukungan kepada Giriasa, sehingga klop – semua partai politik bersatupadu di Badung memiliki pasangan tunggal!

Kalau kondisi kembali normal, pariwisisata hidup, Pajak Hotel dan Restoran seperti sebelum Corona – saya yakin Giriasa kembali melanjutkan porogramnya membantu rakyat dengan maksimal.

Kalau ada kekurangan selama ini, perlu dikoreksi sehingga APBD Badung yang besar benar-benar buat kemakmuran rakyat. Pasalnya selama ini, rakyat tetap bertanya: “Kenapa pejabat sebelum Giriasa kurang bares kepada rakyatnya. Dipakai apa dana APBD tersebut saat itu?”. Apa betul disimpan di Luar Negeri? Entahlah. Namun yang pasti pertanyaan tersebut terus bergulir setiap saat di kalangan masyarakat arus bawah…… (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.