POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Akademisi memiliki peran strategis dalam percepatan capaian target sustainable development goals (SDGs) karena cikal bakal berkembangnya SDGs berawal dari kampus. Akademisi Unud yang bergabung pada SDGs Center Universitas Udayana selayaknya bukan hanya menonton tetapi proaktif menjembatani pemangku kepentingan lain sehingga SDGs terwujud secara nyata di tengah-tengah masyarakat.
Hal itu disampaikan Konsultan Nasional JICA, Dr. Djonet Santoso, M.A. di sela-sela pelatihan internal Tim SDGs Center Universitas Udayana, Selasa (16/7/2024). Menurut Dr. Djonet, SDGs berkembang dari teori dan konsep ekonomi hijau (green economy). Ekonomi hijau, lanjutnya, muara dari keresahan atas progam pembangunan di seluruh dunia berbasiskan pada pertumbuhan ekonomi.
“Eksploitasi sumber daya alam dan budaya untuk kepentingan ekonomi berdampak buruk terhadap kualitas lingkungan alam maupun sosial masyarakat sehingga pembangunan dengan paradigma pertumbuhan ekonomi ditinggalkan dan praktik-praktik ekonomi hijau menguat dan sekarang implementasinya melalui upaya perwujudan SDGs“, tegasnya.
Pelaksanaan tri darma perguruan tinggi, kata Dr. Djonet, menjadi aktualisasi peran akademisi pada percepatan pencapaian target SDGs. Dalam kontek pengajaran, dosen dapat menyelipkan 17 tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB/SDGs) pada materi perkuliahan di kelas. Menarik rentang kajian SDGs sangat luas sehingga dapat diadopsi pada seluruh program studi di perguruan tinggi. Seluruh akademisi juga dapat berkontribusi terhadap SDGs melalui penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan secara periodic tiap tahunnya. SDGs, tegasnya, dapat terwujud melalui partisipasi multi aktor dan dikaji dengan pendekatan multi disiplin.
Dijelaskan, ada 52 SDGs center di seluruh Indonesia yang akan mewadahi kontribusi akademisi dalam menyukseskan capaian SDGs, dari 38 provinsi saat ini, SDGs center sudah berdiri dan tersebar di 32 provinsi. ”Sebaran SDGs center di masing-masing provinsi cukup merata, namun dilihat dari jumlah perguruan tinggi di Indonesia yang lebih dari 4.000 lembaga, keberadaan SDGs center di 52 universitas masih sangat minim, harapannya disetiap PT ada SDGs center sehingga kesadaran akademisi dan pemangku kepentingan lain untuk berkontribusi pada pencapaian SDGs semakin luas,” jelasnya.
Ada sejumlah SDGs Center yang sudah terlibat aktif dalam skala nasional seperti SDGs Hub Universitas Indonesia, SDGs Center di Universitas Dipongoro, Universitas Sumatra Utara, Universitas Hasannudin. SDGs Unud juga diharapkan bisa berkiprah dalam pencapaian SDGs pada level nasional
Ketua SDGs Center Unud, Prof. Dr. Ir. I Wayan Budiasa, S.P., M.P., IPU, ASEAN Eng., menjelaskan pelatihan tersebut diikuti 27 dosen dengan pemateri dari Sekretarian Nasional SDGs Nasional Bappenas, Konsultan JICA (kerjasama pemerintah Jepang dan Indonesia), serta SDGs Hub Universitas Indonesia. Tujuan pelatihan SDGs, kata Direktur Program Pasca Sarjana Unud itu, meningkatkan kapasitas akademisi yang terlibat aktif dalam pengelolaan kegiatan-kegiatan di SDGs center unud. Materi pelatihan meliputi SDGs dan Meta Data, Rencana Aksi Nasional dan Rencana Aksi Daerah, monitoring dan evaluasi, membangun kemitraan, maupun sinergitas rencana aksi SDGs dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis. rls