POSMERDEKA.COM, MANGUPURA – Paslon Adi Arnawa-Bagus Alit Sucipta yang diusung PDIP bersama mitra koalisi, “terbang” jauh meninggalkan paslon Wayan Suyasa-Alit Yandinata (Suyadinata) yang diusung Partai Golkar dan Gerindra pada Pilkada Badung 2024. Paket bernama Adi-Cipta tersebut mendulang total 221.972 suara atau setara 70,28%, berbanding 93.883 suara atau 29,72% yang diraup Suyadinata. Khusus di TPS 13 Banjar Negari- Madya Sari, Kelurahan Sading, Mengwi tempat Gus Bota, sapaan akrab Alit Sucipta, perolehan suara Suyadinata “terkubur’ dalam-dalam.
Berdasarkan data yang dihimpun, di TPS 13 ini perolehan suara paslon Adi-Cipta meroket dengan 554 suara berbanding 23 suara untuk Suyadinata. Jika dipersentasekan dengan suara keseluruhan 578 suara, Adi-Cipta mendapat 95,84%, sedangkan Suyadinata disisakan hanya 4,16%. Terdapat selisih sebanyak 531 suara di antara kedua paslon.
Karena dilaksanakan serentak, di TPS yang sama paslon Koster-Giri yang diusung PDIP dan koalisi mendulang 513 suara melawan 57 suara untuk Mulia-PAS. Bila dipersentasekan setara dengan 90% untuk Koster-Giri berbanding 10% untuk Mulia-PAS. Mengenai hasil keseluruhan di Badung, Koster-Giri mendapat sebanyak 204.005 suara (64,73%) dan paket Mulia-PAS memperoleh sebanyak 111.143 suara (35,27%).
Dimintai komentar atas raihan suara di TPS dia mencoblos, Gus Bota mengaku itu hasil maksimal dari kampanye dan konsolidasi di akar rumput yang dijalankan selama ini. Hasil itu juga sudah melebihi target yang dicanangkan yakni minimal 90 persen. “Waktu kampanye di Sading tanggal 28 Oktober lalu, saya target minimal di atas 90 persen. Kalau tidak tercapai, tyang (saya) ngungsi dari Sading. Hasil 95 persen lebih itu berarti sudah bagus sekali,” cetus peraih 117.300 suara pada Pileg 2024 itu, Kamis (28/11/2024).
Bahwa masih ada “suara sumbang” dari konstituen dengan cara memilih Suyadinata yang merupakan rivalnya, Gus Bota mengaku tidak memasalahkan. Baginya perbedaan pilihan itu hak konstitusional pemilih. Tidak bulatnya suara mendukung dia di kampung halaman sendiri, justru dijadikan bukti bahwa tidak ada intervensi atau intimidasi yang dilakukan dia dan tim pemenangannya di TPS.
“Kan sebelumnya ada diembuskan isu bahwa kami menekan masyarakat untuk memilih kami. Di TPS tyang ada yang tidak memilih tyang artinya apa? Artinya dia bebas memilih yang dia sukai,” paparnya kalem.
Berhubung Pilkada Badung sudah selesai, Gus Bota mengajak masyarakat Badung untuk melangkah ke depan. Bahwa ada dinamika saat kampanye dan dalam merebut simpati konstituen, menurutnya itu situasi normal dalam pesta demokrasi. “Kalau sepi-sepi saja nanti dikira tidak ada Pilkada,” kelakarnya.
Yang penting sekarang, sambungnya, masyarakat Badung bersatu kembali. Apalagi paslon Suyadinata sudah mengucapkan selamat kepada Adi-Cipta, situasi yang dia maknai sebagai kedewasaan berpolitik santun. Seyogianya publik juga mengikuti sikap itu, dengan tidak lagi terkotak-kotak.
“Sekarang saya adalah Wakil Bupati Badung terpilih. Sebagai pejabat publik, baik dulu di DPRD Bali dan nanti di eksekutif, tentu saya milik masyarakat Badung seluruhnya, bukan hanya milik kelompok tertentu. Mari bersama membangun Badung,” ajaknya menandaskan. hen