Sssttt!!! Disdik Kota Denpasar Lirik Usulan Pengamat Pendidikan

SCREENSHOOT arahan yang diduga dari Dinas Pendidikan Kota Denpasar.

DENPASAR – Rupanya usulan dari pengamat pendidikan, Drs. I Nengah Madiadnyana, MM., tentang membuka kembali sekolah dengan catatan menerapkan protokol kesehatan, diam-diam mulai dilirik Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Denpasar.

Dari informasi yang dihimpun, Dinas Pendidikan ini memerintahkan seluruh kepala SMP se-Kota Denpasar untuk membuat Surat Keputusan tentang protokol kesehatan di sekolah masing-masing.

Bacaan Lainnya

Selain itu, Tim Covid-19 Kota Denpasar akan turun memonitoring ke sekolah-sekolah untuk mengevaluasi terkait penerapan protokol kesehatan.

“Ibu/bapak Kasek SMP sesuai arahan pimpinan agar segera membuat SK Covid-19 di sekolah masing2, akan ada Peninjauan ke sekolah oleh Tim Covid- 19 Kota Dps, suksma,” tulis pesan diteruskan di WhatsApp group yang diterima redaksi posmerdeka.com, Sabtu (1/8/2020).

Setelah ditelusuri, Kepala SMPN 1 Denpasar, I Gusti Ayu Putu Tirtawati membenarkan arahan tersebut dari Disdik Kota Denpasar. “Inggih, kami terima info dari dinas,” tulisnya.

Saat didesak apakah sekolah akan dibuka kembali? Tirtawati menjawab bahwa itu hanya arahan untuk membuat SK Satgas di masing-masing sekolah.

Hal senada juga dikatakan Kepala SMPN 2 Denpasar, Mercy Victoria Gigir yang membenarkan bahwa pesan itu merupakan arahan Disdik Denpasar. “Benar,” singkatnya. Pihaknya akan menindaklajuti arahan tersebut dengan melakukan rapat pada Senin ini.

Baca juga :  Dilengkapi Poli Kesehatan Tradisional, RSUD Payangan Diresmikan

Sementara itu, Kabag Humas Kota Denpasar yang juga Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, membenarkan tentang arahan tersebut. “Nggih, diharapkan agar masing masing sekolah juga membuat satgas penanganan covid,” tulisnya.

Saat ditanya apakah dengan langkah itu sekolah akan dibuka kembali? Dewa Rai menjawab bahwa suatu saat nanti, sekola akan pasti dibuka. “Kan perlu dipersiapkan mulai sekarang,” tandasnya.

Sebelumnya, Madiadnyana mengatakan bahwa pembelajaran dengan sistem dalam jaringan (daring) dinilai gagal 80 persen. Pasalnya, banyak orangtua siswa yang mengeluh tentang metode pembelajaran jarak jauh ini.

Selain banyaknya beban tugas yang diberikan guru kepada siswa, orangtua siswa juga harus merogoh kocek untuk pembelian kuota data.

Apalagi ekonomi yang sedang anjlok di tengah pandemi Covid-19 ini, Madiadnyana menilai, tentunya pembelian paket data ini dirasa sangat memberatkan.

Untuk itu, pihaknya menyarankan agar sekolah dibuka kembali dengan catatan disiplin menerapkan protokol kesehatan, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan mewajibkan siswa membawa hand sanitizer. alt

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.