Salut…! Ajik Krisna Jual Ferrari untuk Beli Sembako

OWNER Krisna Holding Company, Gusti Ngurah Anom yang kerap disapa Ajik Cok Krisna. foto: gus alit

DENPASAR – Sepinya wisatawan yang berkunjung ke Bali akibat tutupnya penerbangan dampak pandemi Covid-19, menyebabkan sejumlah usaha di industri pariwisata tutup sementara, sambil menunggu kondisi normal seperti sebelumnya.

Dampak itu juga berpengaruh terhadap keberlangsungan salah satu usaha pariwisata yakni Krisna Holding Company. Di mana bos besar pemilik usaha ini terpaksa menjual salah satu aset-nya berupa obil sport besutan pabrikan Italia, Ferrari.

Bacaan Lainnya

Owner Krisna Holding Company, Gusti Ngurah Anom yang kerap disapa Ajik Cok Krisna menuturkan, mobil itu terpaksa dilego untuk menutupi biaya operasional perusahaannya, dan termasuk untuk membeli sembako bagi 2 ribuan karyawannya.

Ditemui seusai mengikuti deklarasi Komunitas Pemuda Milenial Bali (KPMB) untuk mendukung pariwisata di era new normal yang berlangsung di Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Bajra Sandhi Renon, Denpasar, Minggu (2/8/2020), Ajik Krisna menuturkan bahwa Ferrari yang ia beli seharga Rp 11,5 miliar itu, dijual dan laku hanya Rp 6 miliar saja.

“Memang situasi kemarin, Krisna tutup di bulan Maret. Dan kami tidak habis pikir kaget dengan pandemi ini. Begitu tutup di bulan Maret, saya pikir ini tidak akan lama lagi pandemi ini akan berakhir. Tapi buktinya kan hingga hari ini belum berakhir,” tuturnya.

Baca juga :  Nasdem Bali Target Tiga Besar di Pemilu 2024, Partai di DPR RI Tak Perlu Verifikasi Faktual

Begitu memasuki bulan kelima, lanjut dia, pemasukan perusahaannya pun terganggu. Dirinya pun yakin bahwa keadaan yang dialaminya sudah bisa dipastikan juga terjadi kepada pengusaha lainnya.

“Jadi begitu masuk ke bulan kelima, mau tidak mau saya harus jual mobil. Jadi akhirnya saya putuskan jual Ferrari waktu itu, dan memang harga jualnya ya harga covid. Karena kalau harga standar jika tidak terjadi covid harganya Rp 7,5 miliar. Jadi dikondisi covid, apa yang paling mudah dijual ya hanya mobil,” ujarnya.

Kendati dirinya mempunyai aset lainnya, seperti tanah dan rumah, tidak mungkin bisa dijual sesegera mungkin di tengah pandemi. Sehingga dirinya memutuskan untuk menjual mobil sport berlambang kuda jingkrak itu. “Tujuan saya jual Ferrari, satu saya ingin membantu cash flow ke perusahaan saya, seperti bayar listrik dan perbankan,” ungkapnya.

”Kedua untuk keberlangsungan karyawan saya yang dirumahkan. Karena 2 ribuan karyawan saya, belum lagi yang punya anak istri, itu yang saya pikirkan,” ucap Ajik Krisna seraya mengucap syukur, bahwa selama empat bulan masa pandemi ini, sembako untuk karyawannya tetap jalan.

Pihaknya pun berharap, pasca dibukanya pariwisata domestik di 31 Juli kemarin, bulan Agustus pariwisata berjalan perlahan-lahan menuju normal seperti sebelum adanya pandemi ini. “Bulan Agustus ini, karyawan Krisna sudah mulai dipekerjakan kembali, namun secara bertahap step by step,” tandasnya.

Baca juga :  Dasar Hukum Tunda Pelantikan Tak Jelas, Gubernur Sebut Kebijakan Mendagri

Sementara saat ditanya apakah dirinya tidak menyesal menjual Ferrari yang merupakan ikon dirinya? Ajik Krisna mengaku tidak ada penyesalan. “Saya sih tidak ada prestise bahwa itu Ferrari atau apa. Kebetulan di rumah lumayan banyak ada mobil. Namun satu-satunya yang bisa saya jual dengan harga tinggi ya Ferrari. Kalau misalnya saya jual Pajero ya mana cukup,” akunya.

”Ferrari saya beli Rp 11,5 miliar jualnya hanya Rp 6 miliar. Kerugiannya kan separonya. Ya udalah, nanti kalau ada rezeki saya beli lagi. Tapi kalau melihat pandemi ini, profesi (hobby mobil sport-red) akan saya rubah. Aset atau mobil mewah yang saya punya akan saya rubah dan investasi ke pertanian,” pungkasnya. alt

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.