DENPASAR – Perayaan hari suci Siwaratri di sejumlah sekolah di Denpasar, Jumat (20/1/2023) hingga Sabtu (21/1/2023) pagi berjalan damai. Mereka mengisinya dengan persembahyangan bersama, dharma tula, ceramah agama oleh guru agama setempat. Ada pula mengisi perayaan Siwaratri dengan tirta yatra ke sejumlah pura di Bali.
Di SMP PGRI 2 Denpasar, perayaan Siwaratri diisi dengan persembahyangan bersama di sekolah. Kepala SMP PGRI 2 Denpasar, Ayu Sri Wahyuni, S.Pd.,mengungkapkan, melalui perayaan Siwaratri ini segenap civitas akademika SMP PGRI 2 Denpasar dapat menjalankan swadharma masing-masing dengan baik, dengan semangat kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas. Melalui perayaan ini diharapkan para siswa, guru dan pegawai termotivasi untuk belajar dan bekerja lebih baik, sehingga mencapai hasil yang lebih maksimal.
Sementara di SMAN 9 Denpasar (Smansia), perayaan Siwaratri selain diisi persembahyangan bersama juga diisi dharma tula atau siraman rohani dengan tema “Siwaratri Sebagai Renungan Suci Umat Hindu”. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Sekbid I OSIS Smansia bertempat di Pura Dalem Mutering Jagat Kesiman dan di aula SMAN 9 Denpasar.
Kepala SMAN 9 Denpasar, I Gusti Ngurah Oka Arjawa, S.Pd., M.Pd., mengatakan, hari raya Siwaratri ialah hari suci yang digunakan dalam rangka melakukan pemujaan terhadap Hyang Widhi dalam wujud Dewa Siwa. Sehubungan dengan itu umat Hindu melaksanakan kegiatan yang mengarah pada usaha penyucian diri, dalam usaha menimbulkan kesadaran diri.
Dengan begitu Siwaratri dalam ajaran agama Hindu memiliki ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya untuk melakukan suatu perubahan untuk penyadaran diri. “Semoga di hari suci ini kita dapat mengintrospeksi diri dan menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya,” harapnya.
Sementara itu, SMP Sapta Andika Denpasar memilih melaksanakan perayaan Siwaratri dengan melaksanakan tirta yatra ke sejumlah pura di wilayah Bali utara. Pura yang dituju yaitu Pura Rambut Siwi, Pura Pulaki, Pura Pabean (Subandar) dan Pura Melanting.
Perjalanan suci ini diikuti guru, pegawai dan pengurus OSIS. Sebelumnya, warga SMP Sapta Andika juga menggelar tirta yatra ke Nusa Penida dengan melaksanakan persembahyangan di Pura Goa Giri Putri, Pura Puncak Mundi, Pura Dalem Kerangkeng, dan Pura Penataran Ped.
Kepala SMP Sapta Andika Denpasar, I Gede Eka Nuryada, ST., mengungkapkan, cerita Lubdhaka dalam Siwaratri sangat relevan dengan masalah kekinian. Lubdhaka adalah simbol manusia yang tekun dan bisa mencapai kesadaran diri.
Bagi siswa, kata Eka Nuryada, sebagai alas (hutan) tempat berburu ilmu pengetahuan. Ketekunan dan disiplin ini menjadi utama bagi siswa karena ilmu pengetahuan menentukan masa depan.
Makanya ia menegaskan perayaan Siwaratri harus dilakukan dengan tulus tanpa beban serta penuh kesadaran. Kita sadar mengubur Tri Mala yakni moha (berpikir yang jahat), mada (berkata yang kotor) dan kasmala (berbuat yang jelek).
Ia menambahkan, dalam sastra agama disebutkan malam Siwaratri adalah malam utama yang sarat mengandung permohonan maaf, kebahagiaan dan memberi harapan. Di malam yang paling gelap selama setahun ini kita patut selalu eling dengan Tuhan, dengan penuh kesadaran mengakui kesalahan untuk bangkit berbuat kebaikan. Di malam yang utama ini pula kita akan diberkati harapan dan kebahagiaan. ‘’Yang penting ada kesadaran untuk berbuat yang lebih baik lagi, itu sudah cukup,’’ ujarnya. tra