Peraih Emas Olimpiade 2016 Pensiun, Ini Alasan Ayaka Gantung Raket

DOKUMEN - Ganda putri Jepang Ayaka Takahashi (kanan) dan Misaki Matsutomo menunjukan medali usai menjuarai Indonesia Masters 2019 di Istora Senayan, Jakarta. foto: antaranews

JAKARTA – Peraih medali emas ganda putri Olimpiade 2016 asal Jepang Ayaka Takahashi tidak akan mempertahankan gelarnya bersama Misaki Matsutomo pada Olimpiade Tokyo tahun depan setelah memutuskan pensiun akhir bulan ini.

Takashi dan Matsutomo mengklaim medali emas ganda putri pertama Jepang pada cabang bulutangkis dalam Olimpiade 2016 Rio de Janeiro setelah mengalahkan pasangan Denmark Christinna Pedersen dan Kamilla Rytter Juhl.

Bacaan Lainnya

Ayaka Takahashi yang memasuki usia 30 tahun itu mengatakan bahwa penangguhan Olimpiade Tokyo merupakan salah satu alasan dia gantung raket. Ia mengaku kondisi tubuhnya mungkin akan menurun jika harus menunggu satu tahun lagi.

“Saya telah memutuskan pensiun pada 31 Agustus karena saya ragu apakah jiwa raga saya akan bertahan hingga tahun depan,” kata Takahashi dalam konferensi pers seperti dikutip Reuters, Kamis (20/8/2020).

“Bagi saya, pilihannya, semua hal harus dilakukan sepenuh hati atau tidak sama sekali. Saat saya berlatih, saya berlatih. Saat saya istirahat, saya istirahat,” imbuhnya.

Keputusannya gantung raket juga tak terlepas dari persaingan menuju Olimpiade Tokyo tahun depan. Berdasarkan ranking Race to Olympics BWF, Takahashi/Matsutomo berada pada peringkat keenam atau ketiga terbaik Jepang di bawah Yuki Fukushima/Sayaka Hirota pada urutan kedua dan Mayu Matsutomo/Wakana Nagahara peringkat ketiga. Sementara, satu negara hanya bisa mengirimkan dua perwakilannya menuju ajang Olimpiade.

Baca juga :  Keberhasilan PKK Menunjang Popularitas Kepala Daerah

Takahashi dan Matsutomo merupakan ganda putri Jepang yang telah berpartner selama lebih dari satu dekade. Terakhir, keduanya bermain di All England pada Maret ketika mengalahkan pasangan peringkat teratas asal China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan untuk melangkah ke semifinal.

“Saya tidak menyesal dengan keputusan ini. Saya sudah berpikir bahwa pertandingan di All England merupakan yang terakhir, dan pada saat itu kami tidak yakin apakah kualifikasi Olimpiade akan berlanjut,” ujar Ayaka, yang dilansir dari antaranews.

“Itulah mengapa saya ingin sekali menampilkan permainan terbaik saya dan kami berhasil mengalahkan mereka. Saya bangga dengan segala capaian yang telah saya raih,” pungkasnya. yes

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.