POSMERDEKA.COM, BANGLI – Penglipuran Village Festival (PVF) X resmi dibuka Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta, Kamis (7/12/2023). Penyelenggaraan festival kali ini berbeda dengan penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, karena untuk kali pertama diadakan di kawasan hutan bambu Desa Adat Penglipuran.
Pembukaan Penglipuran Village Festival (PVF) X dihadiri Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Haryanto; Kadisparbud Bali, dan sejumlah undangan lainnya.
Ketua Panitia PVF, I Wayan Budiarta, pada kesempatan itu menyebutkan, PVF ke-10 mengusung tema Bamboo Paradise dengan dilaksanakan selama tiga hari yakni 7 sampai 9 Desember. Tujuan PVF sebagai wahana promosi wisata untuk menjaga eksistensi pariwisata di Penglipuran.
Selain itu, sebagai ajang pelestarian seni dan budaya, serta wadah untuk meningkatkan kompetensi di bidang kepariwisataan. “Festival ini juga sebagai ajang kolaborasi eksternal dan internal, guna memajukan berbagai potensi wisata yang ada,” ujarnya.
Lebih jauh disampaikan, pertunjukan yang digelar dalam PVF yakni seni tradisi yakni pentas Wayang Cenk Blonk, seni modern dan sejumlah pertunjukan seni lainnya. “Kegiatan juga akan diisi dengan acara megibung yang merupakan tradisi masyarakat Penglipuran secara turun-temurun,“ sebutnya.
Dalam sambutannya, Haryanto memberi apresiasi digelarnya PVF yang digelar sejak 10 tahun lalu secara berkesinambungan, dan tetap konsisten mengusung nilai-nilai kearifan budaya lokal. Hal ini merupakan kekuatan pariwisata ekonomi kreatif. “Ini juga sebagai pembuktian Desa Wisata Penglipuran yang berbasis adat-budaya dan nilai-nilai lokal yang membanggakan kita semua,” pujinya.
Dia juga menyebut Desa Wisata Penglipuran belum lama ini meraih penghargaan Desa Wisata Terbaik di Dunia, yang diserahkan di Uzbekistan. “Ini sangat membanggakan, tapi hal itu bukan tujuan utama kita. Tujuan kita adalah mereplikasikan dalam momentum yang sangat membahagiakan ini,” bebernya.
Bupati Sedana Arta menambahkan, Bangli dikarunia potensi alam yang sangat indah dan sejuk. Ini berkah tidak ternilai harganya. Dia juga menyebut dalam dua tahun ini berbagai program pembangunan dilaksanakan, terutama di bidang pariwisata. “Kalau tiga tahun lalu PAD kita masih di angka Rp150 miliar, sekarang sudah dirancang Rp255 miliar,” terangnya.
Terkait Pajak Hotel dan Restoran (PHR), imbuhnya, dalam waktu tiga tahun baru mencapai Rp900 juta setahun, kini sudah mencapai Rp16 miliar dalam setahun. “Potensi yang kita miliki telah mulai tertata dengan baik, sehingga mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bangli,” ungkapnya.
Khusus untuk Desa Wisata Penglipuran, lugasnya, hubungan desa adat dan Pemkab Bangli berjalan baik. PAD yang dihasilkan Desa Wisata Penglipuran, sebesar 60 persen telah dikembalikan ke Desa Adat Penglipuran. “Pemkab Bangli juga mengeluarkan anggaran miliaran untuk membangun infrastruktur untuk menunjang kepariwisataan di Penglipuran ini,” tutup Sedana Arta. gia