MANGUPURA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung, Bali, berkomitmen untuk selalu hadir meringankan beban masyarakat setempat dalam setiap pelaksanaan kegiatan upacara agama khususnya upacara keagamaan Hindu.
“Kami menyadari masyarakat kami banyak menghabiskan waktu dan biaya dalam urusan adat, agama dan budaya. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk selalu hadir meringankan beban masyarakat berkaitan dengan pelaksanaan upacara yadnya baik itu utama, madya dan alit,” ujar Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, Rabu (19/8/2020).
Ia mengatakan komitmen yang dimiliki oleh Pemkab Badung seperti dengan memberikan bantuan dana aci upakara sampai dana santunan kematian juga merupakan wujud konkrit perhatiannya selaku pemimpin dalam melestarikan adat, agama dan budaya.
“Kami sudah berhitung bantuan dana yang kami berikan itu sudah pasti mampu mencukupi pelaksanaan kegiatan upacara yang dilaksanakan oleh masyarakat kami, baik itu dewa yadnya, manusa yadnya maupun pitra yadnya,” kata Giri Prasta, seperti dilansir dari antaranews.
Komitmen tersebut salah satunya diwujudkan saat pelaksanaan Upacara Atma Wedana dan Mepandes atau potong gigi di Griya Simpangan Manuaba, Desa Kuwum, Kecamatan Mengwi. Pada kesempatan tersebut, Bupati Giri Prasta menyerahkan dana bantuan upacara sebesar Rp200 juta yang bersumber dari Pemkab Badung dan Rp10 juta dari dana pribadi.
Sementara itu, pada kesempatan terpisah, Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa juga menghadiri pemelaspasan atau penyucian secara agama Hindu Candi Gelung Pura Luhur Uluwatu usai direstorasi karena mengalami keretakan di bagian tengah candi.
Ia mengatakan ketika terjadi gempa beberapa waktu lalu, kondisi candi gelung dan beberapa bangunan lainnya mengalami pergeseran dari fisik bangunan semula. Hal itulah yang membuat candi itu kemudian segera diperbaiki dengan konsep restorasi.
“Restorasi ini wajib dilakukan mengingat bangunan candi tersebut merupakan salah satu bangunan yang merupakan warisan budaya bangsa. Untuk itulah perbaikan tersebut harus menekankan pada konsep-konsep pembangunan relief dan yang lain sebagainya, sehingga masih mempertahankan pada kondisi awal,” katanya.
Perbaikan terhadap Candi Gelung Pura Luhur Uluwatu tersebut dilakukan oleh pengemong yakni Desa Adat Pecatu dan pengempon dari Puri Agung Jero Kuta, dengan menggunakan tenaga yang telah memiliki pengalaman.
Sementara Pemkab Badung melakukan pendampingan bersinergi dengan Balai Penelitian Cagar Budaya Bali dalam upaya penjaminan dari sisi nilai sejarah tetap dapat dipertahankan. yes