DENPASAR – Untuk memastikan protokol kesehatan berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana, Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali turun langsung ke lapangan memonitoring industri pariwisata maupun di objek-objek wisata.
Kepala Dispar Provinsi Bali, Putu Astawa mengungkapkan bahwa pihaknya turun ke beberapa tempat, seperti, Legian, Kuta, Canggu, dan juga Tibubeneng untuk melihat langsung kesiapan protokol kesehatan tersebut.
Pihaknya pun berharap dengan disiplin penerapan protokol kesehatan, tidak terjadi penularan di industri maupun objek pariwisata. seperti hotel, restauran dan juga objek wisata lainnya.
“Jadi kami sesuai tugasnya, turun untuk memonitoring dan memastikan bahwa industri-idustri pariwsata telah menerapkan protokol kesehatan dengan baik,” ujarnya seusai mengikuti Diskusi Forum Komunikasi antar Media di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar, Kamis (10/9/2020).
Sementara terkait wisatawan domestik ke Bali, Astawa mengatakan bahwa kemungkinan-kemungkinan masih ada yang takut naik pesawat karena khawatir terluar, sehingga memilih menempuh perjalanan melalui darat.
Kendatipun demikian, lanjut dia, kondisi perekonomian yang turun sehingga kemungkinan wisatawan itu memilih untuk meningkatkan perekonomian mereka terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan wisata, juga menjadi penyebab belum banyak wisatawan domestik yang datang ke Bali.
“Sekarang baru 4-5 ribu wisatawan domestik yang datang. Kalau week end itu bisa sampai lima ribu, sedangkan hari-hari biasa, kisaran 2.500 orang per hari. Jadi dari situ, analisis pakar pariwisata karena wisatawan khawatir terhadap keselamatannya dan juga dari sisi kebutuhan primernya yang didahulukan,” tuturnya.
Astawa menambahkan, wisatawan domestik yang datang ke Bali terbanyak mengunjungi Pantai Pendawa yang mencapai 1.000 wisatawan per harinya. “Kemudian di Kebun Raya, Bedugul, Kintamani, dan juga Tanah Lot,” ungkapnya.
Sementara terkait penerapan Pergub 46/2020 tentang penerapan protokol kesehatan, pihaknya telah turun bersama Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Bali untuk memonitoring. “Ini harus kita jaga dan ketatkan,” imbuhnya.
Sedangkan terkait sertifikasi protokol kesehatan di industri pariwisata, Astawa mengungkapkan bahwa sudah ada 126 hotel berbintang tiga, empat dan lima yang telah mengantongi sertifikasi tersebut. “Untuk Asita itu sudah 26, sedangkan kabupaten/kota, sudah ada ratusan diverifikasi,” tandasnya. alt