DENPASAR – Meja dengan ornamen warna merah menyala berisi aneka produk pertanian dan pangan, berjejer di halaman depan sekretariat DPD PDIP Bali di Jalan Banteng Baru No. 4 Renon, Denpasar, Jumat (7/8/2020). Sejumlah pedagang melayani pembeli mulai pukul 08.00 sampai 10.00, dengan nyaris semua barang dagangan ludes terjual. Semua transaksi itu bagian dari Pasar Gotong Royong Krama Bali yang difasilitasi DPD PDIP Bali, untuk memperkuat pemasaran petani di masa pandemi Corona.
“Wah, karena di PDIP, ikan yang dijual warnanya ikut merah nih,” celetuk pengunjung pasar sambal menunjuk tiga ekor ikan berukuran 1,5 jengkal tangan orang dewasa, yang membuat penjualnya tertawa. “Kebetulan aja warna merah, yang lain ada kok. Itu ada gurita, ada cumi juga,” sahutnya penjual yang mengenakan masker plus pelindung wajah itu.
Pedagang sayuran dari Bali Farm Direct, Trisna Dewi, mengaku sayur yang dijual sesuai permintaan dari PDIP. Ada wortel, kubis, terong, bongkot, dan sawi. Semua produk segar itu diperoleh dari petani langsung, dan dijual secara paketan. “Ini satu paket 30 ribu, dapat semua jenis sayur,” tuturnya.
Ni Nyoman Ariastuti, pedagang makanan olahan, berkata dia hanya menghimpun produk dari UMKM untuk dijual di pasar Gotong Royong. “Kami ambil dari produsen untuk jualan di sini. Tapi belum tahu apa Jumat depan ke sini lagi atau nggak,” sebutnya.
“Ini berapa? Ya udah, saya ambil yang ini semua,” cetus Ni Wayan Sari Galung, anggota Fraksi PDIP yang terlihat semangat berbelanja sayur dan makanan olahan. Sebagian sayur belanjaannya malah dibagikan ke jurnalis yang meliput kegiatan itu.
Ketua DPD PDIP Bali, I Wayan Koster, bilang pasar ini untuk memberi ruang petani, nelayan, perajin, UMKM dan koperasi bertemu konsumen langsung. Cara ini merupakan bagian ekonomi gotong-royong di masa pandemi yang memantik daya beli menurun, dan petani sulit memasarkan hasil panen. “PDI Perjuangan memfasilitasi mereka di tempat kami,” jelasnya.
Dengan pertemuan langsung penjual dan pembeli, kata dia, harga dapat menjadi lebih murah. Sebab, tidak ada tengkulak atau perantara yang terlibat. Dan, tegasnya, kegiatan itu sesuai arahan Presiden tanggal 15 Juli lalu untuk membangkitkan dan menggunakan pertanian lokal masing-masing daerah.
“Ini secara serentak seluruh Bali, sampai selesai. Kalau belum habis (jualannya) berarti belum selesai. Di DPD ini, kalau tidak habis, nanti dibeli fraksi semuanya. Paling berapa itu?” tandasnya.
Dari pantauan di lokasi, meski tujuannya mulia membantu pemasaran petani, tapi untuk pekan depan sepertinya PDIP perlu memilih lokasi lebih representatif untuk pasar gotong royong ini. Misalnya di jalur strategis dengan tetap memasang atribut partai sebagai penanda. Sebab, dengan lokasi DPD PDIP Bali yang masuk agak jauh dari jalan utama Cok Agung Tresna, tidak banyak terlihat masyarakat umum tahu dan, apalagi, berbelanja di pasar ini. hen