POSMERDEKA.COM, MATARAM – Wali Kota Mataram, Mohan Roliskana, menegaskan kesiapan bertarung pada Pilkada Serentak 2024. Hanya, dia belum memastikan apakah akan berkontestasi ke Pilkada Kota Mataram (Pilwali) kembali atau malah “naik kelas” ke Pilkada Gubernur (Pilgub) NTB.
“Untuk ke mana saya putuskan bertarung, itu soal nanti. Yang jelas saya akan bertarung dan siap maju di Pilkada 2024,” sebut Mohan di Mataram, Rabu (1/5/2024).
Ketua DPD Partai Golkar NTB ini mulai terang-terangan tebar pesona. Sejumlah baliho dirinya terpasang di Kota Mataram, dengan foto mengenakan jas biru muda. Misalnya di Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Ampenan, berdiri baliho dengan tulisan “Mohan Roliskana Bisa”. Ada juga tulisan Mohan sebagai bakal calon Gubernur NTB 2024.
Salah seorang warga Ampenan, Abdur, mengaku beberapa hari terakhir baliho Mohan dipasang di depan Taman Malomba. ”Belum lama dipasang, baru-baru ini saya lihat,” ucapnya.
Secara eksplisit belum memastikan akan menuju ke Pilwali atau Pilgub, Mohan mendaku tak ingin terlalu terburu-buru memutuskan. Meski, dia mengklaim dorongan masyarakat ingin dia naik ke jenjang yang lebih tinggi. Alasannya, dia sebagai Ketua dari partai yang meraih suara terbanyak hasil Pemilu 2024 lalu.
Pun berdasarkan surat tugas DPP Partai Golkar, dia bersama Bupati Bima, Indah Dhamayanti Putri; dan mantan Bupati Lombok Tengah, Moh Suhaili, harus maju ke Pilgub NTB 2024. “Nanti kita lihatlah, karena ladang pengabdian itu di mana saja. Tentu dengan pertimbangan yang matang dan hasil survei pastinya,” imbuh Mohan.
Menurutnya, kondisi politik semuanya masih dinamis. Karena itu, sebelum memutuskan untuk maju, Mohan berujar banyak pertimbangan yang perlu dilihat sebagai tolok ukur untuk menentukan arah selanjutnya.
Apalagi DPP Partai Golkar minta setiap calon yang ingin maju harus melihat hasil survei. Sesuai arahan DPP, ada banyak lembaga survei yang direkomendasikan, tapi keputusan diserahkan ke masing-masing calon untuk memakai yang mana.
Disinggung koalisi partai apakah akan linier dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) saat Pilpres atau tidak, dia menjawab bisa saja KIM terjadi untuk Pilkada. Namun, semua itu bergantung kondisi dan dinamika politik di daerah
Mohan mengaku komunikasi dengan partai lain sudah dilakukan, tapi pembicaraan bukan untuk mengerucutkan siapa calon kepala daerah. Masih sebatas berdiskusi membuka cakrawala berpikir.
“Walaupun keinginan itu bisa paralel dengan Pilpres, tapi di daerah punya kalkulasi sendiri. Bagaimana membangun relasi dan mencocokkan kandidat calon kepala daerah, harus banyak faktor yang dilihat. Itu pertimbangan kami dan itu bisa saja terjadi, bergantung dinamika di daerah,” urainya menandaskan. rul