Paguyuban Seniman Buleleng Terbentuk, Siap Mengakomodasi Semua Pelaku Seni

PAGUYUBAN seniman Buleleng resmi terbentuk pada Minggu (28/4/2024). Foto: ist

POSMERDEKA.COM, BULELENG – Seniman di Kabupaten Buleleng mengukuhkan paguyuban seniman yang beranggotakan ratusan seniman pada Minggu (28/4/2024) malam. Bertempat di Padepokan Seni Dwi Mekar, Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng, para seniman dari berbagai kalangan, seperti seniman tabuh, dalang, hingga musisi, berkumpul untuk menyatukan visi dan misi mereka.

Koordinator Seniman, yang sekaligus terpilih sebagai Ketua Paguyuban Seniman Buleleng, Gede Pande Satria Kusuma Yudha alias Olit, mengatakan, setelah dikukuhkan, dia akan langsung membentuk struktur organisasi, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Kemudian mendaftarkan paguyuban ke Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol).

Bacaan Lainnya

Setelah resmi, paguyuban seniman ini akan menjadi wadah para seniman di Buleleng. Kemudian, paguyuban akan diusulkan menjadi mitra pemerintah maupun event organizer (EO) yang menyelenggarakan kegiatan di Buleleng.

Dengan demikian, dalam pementasan seni tradisional maupun modern, bisa berjalan sesuai pakem yang ditentukan. “Semua seniman ikut, ada seniman sastra, seni rupa, seni pertunjukan tari dan karawitan Bali, juga musik modern. Total ratusan lebih,” ungkap Olit.

Dia menyadari, setiap seniman maupun sanggar di Buleleng memiliki ciri khas dan idealismenya sendiri. Namun, dia meyakini perbedaan itu akan mewarnai keberagaman dan menghasilkan karya seni yang indah.”Idealisme memang ada. Tapi kita yakin ini akan menjadi suatu yang indah nantinya,” imbuhnya.

Baca juga :  Enam Bulan Tak Maksimal Langsung Diganti, Koster Kukuhkan Badan Pengelola Kawasan Suci Pura Besakih

Olit juga berharap, dengan program-program yang akan dibentuk oleh paguyuban ini. Tidak ada lagi seniman yang merasa kecewa, seperti saat batal tampilnya dua sekaa gong legendaris pada puncak perayaan HUT ke-420 Kota Singaraja.

Selain itu, pihaknya meminta pemerintah tidak mengulangi hal yang sama. “Kejadian batal tampil sudah kita lupakan saja. Yang jelas nanti nanti dibedakan antara seni tradisional dan seni modern,” pungkasnya. edy

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.