DENPASAR – Berkarya dalam seni musik sudah menjadi passion atau gairah seorang Nanoe Biroe yang hingga saat ini masih tetap eksis di belantika musik Bali. Dalam masa pandemi Covid-19 saat ini, tidak menyurutkan semangatnya berkarya. Dia masih tetap menciptakan lagu dengan penuh keikhlasan untuk menghasilkan karya yang bisa bermanfaat bagi banyak orang.
“Dalam bermusik menurut saya hal ini sebagai media pelayanan kepada masyarakat,” ujar Nanoe Biroe pada acara Art and Creative Talk Showserangkaian Denpasar Festival (Denfest) ke-13 yang ditayangkan di channel Youtube Kreativi Denpasar, Kamis (3/12/2020).
Nanoe Biroe menuturkan proses dirinya berkarya. Dia menulis lagu hampir setiap hari. Lirik-lirik yang dituliskannya datang dari isi hati yang paling dalam. Menurutnya kreativitas dalam bermusik yang dilakoni tentunya akan membawa harga diri seorang seniman Denpasar dan seniman Bali. Untuk itulah diperlukan kesungguhan dan upaya untuk terus meningkatkan kualitas karya sehingga bisa memberikan penilaian atau apresiasi tidak saja di Bali, namun hingga di tingkat nasional.
“Kita dari desa namun dapat dibuktikan dengan karya dan mendapatkan apresiasi sebagai kepuasan dalam diri,” kata penyanyi bernama asli I Made Murdita, kelahiran Denpasar, 17 November 1982 ini.
Memilih bermusik menurut Nanoe Biroe dapat memberikan informasi, edukasi, inspirasi, dan komunikasi. Sehingga, dari sini menjadi idealisme dirinya dalam setiap menulis lirik lagu, seperti lagu tentang lingkungan, stop narkoba, hingga berbicara tentang HIV/AIDS.
Dalam kesempatan ini, Nanoe Biroe juga menyatakan selalu mencoba memberikan motivasi kepada seniman Bali dalam membuat album. Bahwa, kata dia, dalam membuat album itu harus memberikan ‘kenikmatan’ sebuah upaya berbagi kepada masyarakat. Menurutnya pula, seorang seniman dalam berkarya hendaknya harus konsisten sesuai dengan karakteristik dan memberikan kemanfaatan bagi sesama. “Ketika bisa berbagai, menjadi sebuah kenikmatan sendiri bagi saya,” ujar Nanoe Biroe.
Ditanya terkait dampak pada masa pandemi saat ini, menurut Nanoe Biroe, hal ini harus diterima dan menjadi ujian bagi seluruh dunia. Untuk menghadapi kondisi ini, diperlukan adaptasi sehingga tetap bisa berkarya. Seorang penyanyi yang sebelumnya bernyanyi di kerumunan, kini harus membiasakan diri untuk bernyanyi secara virtual.
“Kita harus bersemangat menghadapi pandemi ini, belajar kesabaran, dan pasti ada hikmahnya dalam situasi saat ini,” pungkas penyanyi yang pernah memecahkan Rekor MURI menyanyi nonstop selama 80 jam di Lapangan Puputan Badung, Denpasar, pada 11 Mei 2010 silam. rap