LOBAR – Pertumbuhan koperasi di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) belakangan ini membaik. Jumlahnya pun terus mengalami peningkatan, sering rutinnya Dinas Koperasi dan UMKM Lobar melakukan pengawasan dan pendampingan terhadap ratusan koperasi di Gumi Patut Patuh Patju.
Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UMKM Lobar, jumlah koperasi yang tercatat sebanyak 540 unit. Dari jumlah tersebut, 195 koperasi masuk kategori koperasi sehat dan aktif. Sisanya masuk kategori koperasi tidak aktif, yang terus mendapat pembinaan dan pengawasan agar tumbuh menjadi koperasi aktif.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Lobar, Maad Adnan, Senin (27/3/2023) menjelaskan, instansinya terus berusaha memberi pendampingan kepada koperasi yang ada untuk bisa aktif kembali. Pertumbuhan koperasi yang aktif setiap tahun terus bertambah sesuai dengan target ditetapkan. “Koperasi yang aktif di Lobar terus bertambah, karena kami terus melakukan pendampingan,” jelasnya.
Dari data tiga tahun terakhir, pertumbuhan koperasi aktif terus membaik. Jika sebelumnya ada 150 koperasi yang aktif, dalam tiga tahun terakhir bertambah menjadi 195 koperasi dari total 540 koperasi. Artinya masih ada 345 koperasi yang tidak aktif atau tidak sehat. “Sisa yang tidak aktif ini yang terus kami berikan pendampingan agar bisa aktif,” bebernya.
Untuk menyehatkan koperasi yang masih sakit atau tidak aktif, dia menyebut dinasnya sejak tahun 2022 membentuk Satuan Tugas (Satgas) untuk melakukan pendampingan. Satgas mulai bergerak untuk mendatangi koperasi yang tidak aktif. Setiap tahun Dinas Koperasi dan UMKM Lobar menarget 2 persen koperasi yang tidak aktif agar bisa hidup kembali menjadi koperasi aktif.
Untuk memastikan 195 koperasi tersebut benar- benar aktif, instansinya aktif memantau pelaksanaan Rapat Akhir Tahun (RAT). Menurutnya, salah satu indikator koperasi aktif adalah adanya kegiatan RAT yang digelar setiap tahun. “Semua koperasi yang aktif kami pantau dan kami hadiri kegiatan RAT mereka,” paparnya.
Dari 195 koperasi aktif, yang melakukan RAT sebanyak 65 unit terhitung hingga pertengahan Maret 2023, atau sebelum masuknya bulan Ramadhan. Koperasi yang belum RAT didorong agar bisa segera RAT, karena tim yang dibentuk tidak hanya melakukan pendampingan kepada yang tidak aktif, tapi juga pembinaan kepada koperasi aktif agar segera melakukan RAT. “Insya Allah bulan puasa ini kami juga turun untuk memberi pendampingan dan pembinaan terhadap koperasi yang ada,” lugasnya.
Maad menambahkan, dari 540 koperasi yang ada, jenis usaha tersebar di berbagai sektor usaha, tidak hanya di jenis usaha simpan-pinjam. Banyak sektor usaha yang dijalankan, ada koperasi serba-usaha, koperasi pertanian, koperasi nelayan, koperasi tambang dan beberapa jenis usaha koperasi lainnya seperti koperasi PGRI yang ada di sekolah-sekolah. ade