DENPASAR – Di tengah pandemi Covid-19 Rumah Sakit Bali Mandara (RSBM) yang mengusung konsep pelayanan bertaraf internasional namun dengan harga terjangkau, terus melakukan inovasi dengan melengkapi fasilitas pelayanan kesehatannya. Kali ini rumah sakit yang terletak di Jalan Bay Pas Ngurah Rai, Sanur, Denpasar ini, memperkenalkan fasilitas terbarunya, yakni edukasi program bayi tabung.
Dengan menggandeng Morula IVF Indonesia, kini masyarakat yang terkendala masalah kesuburan, bisa memeriksakan diri di rumah sakit ini. Tak hanya itu, program ini pun juga diperuntukkan bagi wisatawan yang berlibur di Bali. Yakni berwisata sambil memeriksakan organ reproduksi. “Jadi RSBM ini hanya sebagai tempat untuk konsultasi dan juga edukasi tentang program bayi tabung. Karena rumah sakit ini belum memiliki alat untuk program bayi tabung,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Suarjaya seusai menghadiri peluncuran Morula Lounge Sanur Bali di front office RSBM, Jumat (21/8).
Menurut Suarjaya yang juga plt Direktur UPTD RSBM ini, di Bali sendiri sudah ada beberapa rumah sakit yang menyediakan pelayanan kesehatan bayi tabung. “Dengan SDM yang kita miliki, saya berharap ada kerjasama antar rumah sakit sehingga bukan mengirim pasien dari Bali ke daerah lain. Tetapi dilayani di rumah sakit lain yang ada di Bali,” bebernya.
Kadis Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa yang hadir pada acara ini menyampaikan apresiasi atas berdirinya teknologi reproduksi terpadu ini. Di mana hal ini sejalan dengan program pembangunan Bali khususnya di bidang pariwisata, yakni mengawinkan pariwisata dengan medis atau medical tourism.
“Jadi ini akan berdampak untuk mendongkrak ekonomi pariwisata, khususnya di bidang medical tourism. Sehingga dengan adanya layanan program bayi tabung ini, saya harap mampu menarik minat masyarakat yang selama ini melakukan program bayi tabung yang pergi ke luar negeri, dan menariknya untuk masuk ke Bali,” harapnya.
Sebelumnya CEO Morula Indonesia, dr. Ivan R. Sini mengungkapkan bahwa empat ribu lebih pasangan pergi ke Malaysia untuk berobat tentang reproduksinya. Untuk itu, pihaknya mengambil potensi ini agar bisa dialihkan ke Bali.
“Kami akan memberikan edukasi tentang kesuburan dan juga menghapus stigma tentang program bayi tabung yang dianggap mahal, susah dan angka keberhasilannya rendah. Padahal penyebabnya karena hampir 250 ribu orang yang bermasalah tentang reproduksi mereka itu, karena tidak berobat sebagaimana mestinya,” bebernya.
Pihaknya pun telah merancang beberapa paket tentang medical tourism ini. Di mana pasien yang berobat di Bali, bisa sekaligus menikmati liburan. “Jadi misalnya sambil honeymoon, mereka bisa memiliki keturunan atau memilih jenis kelamin yang akan dikehendaki,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut dia, Morula juga menyediakan fasilitas penyimpanan telur yang diperuntukkan bagi pasangan yang ingin menunda kehamilan, mengingat masa subur berkisar di umur 35 tahun. “Jadi jika ada pasien yang terkena cancer yang ingin memiliki keturunan karena akan dikemo dan dikhawatirkan akan membunuh sel telur, maka bisa disimpan sel telur di Morula ini,” tandasnya. 019