Layanan Cuci Motor Lapas Tabanan Diserbu Pelanggan

JELANG hari raya Tumpek Landep, layanan cuci motor Lapas Kelas IIB Tabanan ramai didatangi pelanggan, Jumat (26/7/2024). Foto: ist

POSMERDEKA.COM, TABANAN – Menjelang hari raya Tumpek Landep, layanan cuci motor Lapas Kelas IIB Tabanan ramai didatangi pelanggan, Jumat (26/7/2024). Puluhan pelanggan pun memanfaatkan layanan ini.

Tumpek Landep merupakan upacara yadnya terhadap semua jenis alat yang tajam, dengan memohon kepada Bhatara Siwa dan Sang Hyang Pasupati agar semua alat atau senjata tetap bertuah. Tumpek Landep juga memiliki tujuan untuk mohon ketajaman pikiran, sehingga bisa jadi orang yang berguna dan memiliki pikiran yang suci dan bersih.

Bacaan Lainnya

Kepala Seksi Bimbingan Narapidana/Anak Didik dan Kegiatan Kerja Lapas Tabanan, Agung Wisnuputra Dalem, mengatakan bahwa layanan cuci motor ini merupakan bagian dari kegiatan asimilasi, yaitu proses pembinaan bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP).

‘’Asimilasi cuci motor ini bertujuan untuk membaurkan warga binaan dengan masyarakat, tetapi setelah menjalani sidang tim pengamat pemasyarakatan, serta WBP yang diberi kesempatan untuk melaksanakan asimilasi ini telah memenuhi syarat,’’ ungkapnya.

Sementara Kalapas Tabanan, Muhamad Kameily, menambahkan bahwa di Lapas Tabanan terdapat banyak kegiatan pembinaan, baik pembinaan kepribadian maupun pembinaan kemandirian.

“Salah satu pembinaan kemandirian yang kami selenggarakan, yaitu asimilasi cuci motor. Kami membekali warga binaan dengan kemampuan atau keterampilan, sehingga pada saat reintegrasi dengan masyarakat sudah mempunyai bekal setelah bebas dari lapas,” ujar Kameily.

Baca juga :  Bawaslu Wajib Antisipasi Manipulasi Suara, Pengawasan Logistik Pemilu Memastikan Proses Demokratis Adil

Salah seorang pelanggan, Putu, mengungkapkan bahwa dirinya baru pertama kali memanfaatkan layanan cuci motor Lapas Tabanan, menjelang Tumpek Landep.

“Saya pikir, lapas itu menyeramkan, tapi ternyata tidak. Dengan layanan cuci motor yang dilakukan oleh para napi itu menunjukkan stigma positif bahwa orang-orang yang masuk ke lapas dapat berubah dan kelak bisa jadi orang yang lebih baik,” ucapnya. gap

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.