KLB Surabaya Ilegal dan Tak Sesuai AD/ART, PGRI Bali Dukung Ketum PB PGRI Unifah Rosyidi

KETUA PGRI Bali, I Komang Arta Saputra (tengah); didampingi Ketua PGRI Kota Denpasar, I Ketut Suarya (dua dari kanan), bersama pengurus I Gusti Ngurah Wiratha, Ngakan Nyoman Kartha; dan Ishak Jafar Nasution. Foto: tra
KETUA PGRI Bali, I Komang Arta Saputra (tengah); didampingi Ketua PGRI Kota Denpasar, I Ketut Suarya (dua dari kanan), bersama pengurus I Gusti Ngurah Wiratha, Ngakan Nyoman Kartha; dan Ishak Jafar Nasution. Foto: tra

POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Bali kecam aksi penggerudukan kantor Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) oleh sejumlah orang yang mengklaim diri sebagai Pengurus PB PGRI periode 2023-2028. Ketua PGRI Provinsi Bali, I Komang Arta Saputra, S.Pd., M.Pd., menyatakan, aksi tersebut merusak organisasi. Pihaknya hingga kini solid mendukung kepemimpinan Prof. Dr. Hj. Unifah Rosyidi, M.Pd., sebagai Ketua Umum PB PGRI untuk melaksanakan tugas sampai diselenggarakannya kongres XXIII tahun 2024.

PGRI Provinsi Bali menganggap Kongres Luar Biasa (KLB) PGRI yang digelar pada 3-4 November 2023 di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur yang menghasilkan Teguh Sumarno sebagai Ketua Umum PB PGRI periode 2023-2028, ilegal. PGRI Provinsi Bali, masih mengakui kepemimpinan Prof. Unifah Rosyidi, hingga Kongres atau pergantian Ketua Umum PB PGRI hingga Maret 2024.

Bacaan Lainnya

‘’Kami sampai saat ini tetap dan komitmen mendukung Keputusan Konkernas IV PGRI di Samarinda tentang penyelenggaraan Kongres XXIII yang akan diselenggarakan PB PGRI pada awal Maret 2024 mendatang dan tetap mendukung Profesor Unifah Rosyidi, untuk tetap memimpin PGRI selaku Ketua Umum PB PGRI,’’ tegas Ketua PGRI Provinsi Bali, I Komang Arta Saputra, Sabtu (18/11/2023).

Baca juga :  Peringatan HUT Ke-11 Kota Mangupura Badung, Momentum Kebangkitan Dalam Situasi Pandemi Covid-19

Menurut Arta Saputra, KLB Surabaya pada pemilihan Ketua Umum, dianggap tidak memenuhi kuorum dan melanggar AD/ART PGRI. Saat itu hanya dihadiri 3 provinsi saja. Sedangkan 31 provinsi lain, tetap solid mendukung Ketua Umum PB PGRI Unifah Rosyidi. ‘’PB PGRI yang sekarang ini, KLB-nya jelas melanggar konstitusi dan AD/ART PGRI. Peserta juga tidak memenuhi kuorum karena hanya dihadiri 3 provinsi, sedangkan 31 provinsi solid mendukung Profesor Unifah Rosyidi sebagai Ketua Umum PB PGRI,’’ imbuhnya.

Arta Saputra menegaskan, PGRI Bali dengan tegas menolak dan mengecam tindakan oleh oknum-oknum yang mengatasnamakan PB PGRI yang memecah belah dan mencoreng citra guru. PGRI Bali menyatakan mengutuk keras cara inkonstitusional dan ilegal yang dilakukan pihak yang tidak bertanggung jawab memecah belah soliditas dan persatuan kesatuan serta kebersamaan Pengurus PB PGRI yang sah hasil Kongres XXII PGRI 2019 di Jakarta.

Selain itu, menyatakan seluruh pengurus dan anggota PGRI di tingkat provinsi, kabupaten/kota, cabang sampai ranting se-Bali tetap mendukung dan mengikuti serta melaksanakan kebijakan dan program PB PGRI yang dipimpin Unifah Rosyidi sampai pada Kongres XXIII pada Maret 2024. ”Kita tetap pada satu komando dalam melakukan pergerakan agar tetap terjaga persatuan dan kesatuan serta kebersamaan yang lebih kuat,” kata Arta Saputra.

Arta Saputra didampingi sejumlah pengurus yaitu, Drs. I Gusti Ngurah Wiratha, M.M., Bendahara PGRI Bali, Drs. Ngakan Nyoman Kartha; Ketua PGRI Kota Denpasar, Drs. I Ketut Suarya, M.Pd.; dan Sekretaris, Ishak Jafar Nasution, S.Pd., mengimbau pada guru-guru dan pengurus PGRI se-Bali, tetap tenang mengikuti kondisi yang ada. ‘’Jangan sampai terprovokasi atau terpengaruh. Mari kita melangkah bersama-sama untuk memberikan ruang sebesar-besarnya kepada PB PGRI untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada PB PGRI,’’ ujarnya mengingatkan.

Baca juga :  Operasi Pasar, Pemkab Karangasem Salurkan 5 Ton Beras

Sementara Ketua PGRI Kota Denpasar, Ketut Suarya, mengapresiasi PGRI Bali yang sudah membuat pernyataan dukungan terhadap Unifah Rosyidi sebagai Ketua Umum PB PGRI. Suarya menjelaskan bahwa dirinya sangat kecewa dengan gerakan diluar koridor organisasi yang dilakukan oleh sekelompok rekan-rekan seprofesi atau senior-senior yang merasa tidak puas.

‘’PGRI adalah organisasi profesi sudah barang tentu yang tergabung dalam organisasi ini adalah orang-orang hebat yang profesional. Bagaimana kita bisa dikatakan profesional kalau tindakan dan tingkah kita sangat mengganggu hirarki organisasi PGRI yang sudah berjalan selama ini,’’ tutur Suarya.

‘’Intinya PGRI Kota Denpasar tetap solid, mendukung ibu Unifah Rosyidi untuk memimpin PGRI untuk melaksanakan tugas sampai diselenggarakannya Kongres XXIII tahun 2024,’’ pungkasnya. tra

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.