Jumlah Penderita Sampai 1.059 orang, Buleleng Peringkat Kedua Nasional Kasus DBD, Sutjidra: Belum Masuk KLB, Minta Masyarakat Taman Liligundi

WAKIL Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra. Foto: ist
WAKIL Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra. Foto: ist

BULELENG – Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) merebak di wilayah Buleleng. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, ternyata Buleleng saat ini menduduki peringkat kedua di Indonesia atas kasus penderita DBD. Masyarakat diharapkan menerapkan pola hidup sehat dan tetap menjaga kebersihan selain melakukan fogging untuk menekan kasus DBD di Buleleng.

Wakil Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra mengatakan, berdasarkan data yang diterima sejak Januari hingga awal April ini di Buleleng sudah sebanyak 1.059 orang didiagnosa terserang DBD. Dan sudah ada dua orang meninggal dunia akibat terjangkit DBD. Melihat kondisi yang ada, kini Buleleng berada di urutan kedua kasus DBD di Indonesia.

Bacaan Lainnya

‘’Memang sejak dari Januari kasusnya tinggi sekali. Ribuan pasien DBD yang lain, sudah ditangani oleh tim medis. Mereka tersebar di beberapa rumah sakit pemerintah dan ada juga dirawat di rumah sakit swasta,’’ kata Sutjidra, belum lama ini.

Sementara dua warga yang meninggal dunia akibat DBD, berasal dari Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada, dan dari Desa Pemaron, Buleleng. ‘’Dua orang yang meninggal dunia, bukan karena DBD saja, memang karena ada jiga penyakit penyerta lainnya yang memberatkan penderita itu sendiri,’’ jelas Sutjidra.

Baca juga :  Tingkatkan Kualitas Mahasiswa, Bupati Artha Serahkan Beasiswa

Kasus DBD di Buleleng, diakui Sutjidra, hampir merata terjadi di setiap Kecamatan yang ada di Buleleng. Hanya saja wilayah rawan melihat jumlah pasien terbanyak, berada di wilayah Kecamatan Buleleng, Gerokgak, Banjar dan Tejakula. Kendati demikian, hal ini bukan masuk dalam Kasus Luar Biasa (KLB). ‘’Kasus DBD hampir setiap tahun terjadi, jadi menetap kasusnya. Kasus ini diantisipasi saat musim pancaroba,’’ ujar Sutjidra.

Untuk itu Sutjidra berharap, agar seluruh masyarakat Buleleng berharap untuk menjaga kebersihan dan memberantas sarang nyamuk dilingkungannya masing-masing. Terutama harus melakukan 3M (Menguras, Mengubur dan Menutup), serta menanam tanaman pengusir nyamuk seperti sereh dan pohon liligundi.

Selain itu, dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Buleleng sudah melakukan sejumlah antisipasi, berupa fogging dan menyebar abate atau obat pembunuh jentik nyamuk untuk memberantas sarang nyamuk. “Setiap KK wajib memantau jentik nyamuk di rumahnya sendiri, dan mengeliminasi agar jentik nyamuk tidak berkembang biak. Kasus ini sudah dilakukan tracking, dengan kegiatan pencegahan dilingkungan penderita,” pungkas Sutjidra. 018

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.