Dua Anak Yatim Asal Mendoyo Tewas Tenggelam di Sungai Yeh Mekecir, Sang Ibu Kini Hidup Sendiri

JRO Nengah Narmi berada di depan jasad kedua putranya yang meninggal setelah tenggelam di sungai. Foto: ist
JRO Nengah Narmi berada di depan jasad kedua putranya yang meninggal setelah tenggelam di sungai. Foto: ist

JEMBRANA – Duka mendalam dirasakan Jro Nengah Narmi (60), warga Banjar Kepuh, Desa Mendoyo Dauh Tukad. Tiga tahun lalu Jro Nengah Narmi kehilangan suaminya karena gantung diri yang bersamaan dengan iparnya yang meninggal jatuh dari pohon. Kini dia harus kehilangan dua anaknya. Kedua anaknya meninggal bersamaan karena tenggelam di Tibu Paceguran, Sungai Yeh Mekecir, Banjar Sekar Pancasari, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, Jembrana.

Kesediahan Jro Nengah Narmi bukan saja karena kepergian dua anak yakni I Gusti Komang Suka Suarsana (20) dan I Gusti Ketut Budiana (17), namun Ibu Jro Nengah Narmi juga harus memikirkan bianya upacara penguburan atau ngaben kedua anaknya tersebut. Rencana upacara pengabenan kedua anaknya ini akan dilaksanakan bersamaan. Bahkan, peristiwa ngaben bersamaan ini terjadi sudah yang kedua kalinya setelah sebelumnya almarhum ayah dari kedua korban yang konon meninggal karena terjatuh dari pohon bersamaan dengan kakak kandungnya yang konon meninggal lantaran gantung diri. “Pengabenan bersamaan terhadap kedua korban ini sama seperti almarhum bapaknya bersama kakak kandungnya,” ujar tetangga korban yang enggan namanya ditulis.

Bacaan Lainnya

Saat kepergian almarhum ayah korban, konon secara niskala sudah kelihatan dan diberikan petunjuk oleh leluhurnya agar keluarga ini membuat merajan dengan kemulan taksu yang permanen. Namun lantaran terbentur ekonomi, sampai saat ini memang keluarga ini hanya memanfaatkan turus lumbung.

Baca juga :  Lobar Harus Siapkan Diri, Pertengahan November, Gili Mas Akan Disinggahi Kapal Pesiar

“Dulu katanya saat orang tua korban meninggal bersamaan dengan kakaknya secara niskala disuruh membuat kemulan taksu permanen. Tapi itu dulu entah ada kaitannya dengan itu, kami juga tidak tahu. Atau meninggalnya korban ini hanya kebetulan saja bersamaan mandi di sungai,” tutur warga.

Jro Nengah Narmi mengatakan sama sekali tidak ada perasaan aneh atau firasat buruk sebelum kedua anaknya dinyatakan tenggelam disungai. Hanya saja dirinya berpesan kepada kedua anaknya agar tidak bermain terlalu lama. Lantaran dirinya akan pergi ngayah ke rumah salah satu krama di banjar yang mengadakan acara tiga bulanan. “Itu komunikasi terakhir saya. Siangnya ada kabar anak saya tenggelam,” kisahnya dengan mata berkaca-kaca.

Dia mengatakan, hasil rembuk keluarga, kedua anaknya rencananya akan dimandikan (nyiraman) pada Selasa (5/1/2021). Kemudian diaben bersamaan di Setra Desa Adat Mendoyo Dauh Tukad pada Rabu (6/1/2021).

Dua anak yatim, I Gusti Komang Suka Suarsana dan I Gusti Ketut Budiana, tewas usai tenggelam saat mandi di Tibu Paceguran, Sungai Yeh Mekecir, Banjar Sekar Pancasari, Desa Mendoyo Dauh Tukad pada Jumat (1/1/2021). Jasad I Gusti Komang Suka Suarsana yang pertama kali ditemukan pada Sabtu (2/1/2021). Sementara sang adikI Gusti Ketut Budiana ditemukan, Minggu (3/1/2021) pagi.

Koordinator Pos SAR Jembrana, Dewa Putu Hendri Gunawan, saat dikonfirmasi mengatakan, jasad korban tenggelam yakni I Gusti Ketut Budiana ditemukan mengambang di sungai setempat sekitar pukul 07.45 Wita pada Sabtu (2/1/2021). Saat itu, petugas SAR gabungan yang baru tiba di sisi jalan menuju lokasi, tepatnya di jembatan sebelah selatan lokasi, hendak mempersiapkan alat penyelaman, dan bersiap turun dari arah selatan tibu tersebut.

Baca juga :  Kembali, Bangli Terima Penghargaan TPID Terbaik Nasional

Sambil mempersiapkan alat itu, beberapa anggota SAR diminta mengecek kondisi dari atas tebing tibu dari arah barat. “Saat itulah salah satu anggota melihat jasad korban telah mengambang dengan posisi tertelungkup. Begitu juga dengan jasad saudaranya ditemukan pada Minggu (3/1/2021) dan langsung dibawa kerumah duka,” terangnya. man

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.