Dewan Minta Provider Bantu Jaringan Internet, Atasi Kendala Belajar Daring

Foto: RAPAT KOORDINASI RAPAT koordinasi evaluasi proses pembelajaran saat pandemi Covid-19 di Disdikpora Kota Denpasar, Kamis (27/8). Foto: tra
Foto: RAPAT KOORDINASI RAPAT koordinasi evaluasi proses pembelajaran saat pandemi Covid-19 di Disdikpora Kota Denpasar, Kamis (27/8). Foto: tra

DENPASAR – Ketua Komisi I DPRD Kota Denpasar, Ketut Suteja Kumara, meminta provider telekomunikasi memberikan solusi atas beban data internet pelajar di era pembelajaran daring saat ini. Hal tersebut disuarakan politisi PDI Perjuangan ini ketika rapat koordinasi proses pembelajaran saat pandemi Covid-19 di Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar, Kamis (27/8).

Menurutnya, keluhan soal jaringan internet cukup besar diterimanya selama pandemi. Untuk itu, provider diminta dapat memberikan solusi. Selain itu, dia juga meminta komponen masyarakat lain untuk bersama-sama bergotong royong sebagai relawan pendidikan selama masa pandemi Covid-19 ini. ‘’Di setiap banjar kita usulkan agar disediakan fasilitas wifi gratis yang bisa diakses anak-anak untuk mengikuti pembelajaran daring selama pandemi Covid-19,’’ ujarnya.
Suteja Kumara kembali mengatakan, pendidikan harus tetap berjalan. Terkait pembelajaran daring, ia mengatakan, kurikulum dan aplikasi harus dibuat menarik, sehingga anak-anak tidak bosan.

Bacaan Lainnya

Di sisi lain, dia mengingatkan supaya Pemkot Denpasar tidak terburu-buru menerapkan proses belajar mengajar dengan cara tatap muka. Karena penyebaran Covid-19 yang masih tinggi. ‘’Siapa yang bisa memberikan garansi aman, jika sekolah dibuka untuk proses belajar mengajar secara tatap muka. Tingkat penyebaran pandemi jauh lebih mudah dari tingkat kesembuhan,’’ cetusnya.

Baca juga :  Bangli Tambah 10 Kasus Positif Corona, Bayi 1 Tahun Ikut Terpapar

Sementara Ketua MKKS SMP Kota Denpasar, I Wayan Murdana, mengatakan, persekolahan SMP di Denpasar sudah merancang pembelajaran saat pandemi Covid-19 dan sepakat menggunakan pembelajaran daring sampai 1 semester. Dia menyebutkan, 80 persen pembelajaran daring sudah berjalan baik, sisanya 20 persen ada pada masalah kuota dan kepemilikan sarana penunjang proses pembelajaran daring.

Dari Ikatan Dokter Anak juga belum mengizinkan sekolah tatap muka dengan surat rekomendasi. Paling aman adalah tetap belajar di rumah. Sementara pihak BPBD juga menyebut Denpasar masih berada pada zona oranye. Apabila dikaitkan dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri, maka belum bisa melakukan sekolah tatap muka.

Dari Ombudsman juga menyarankan dalam masa pandemi ini tetap belajar dari rumah. Dan, dalam proses belajar dari rumah tidak membebankan orang tua.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar, Wayan Gunawan, mengatakan, rapat koordinasi tersebut untuk menyaring pandangan dan pertimbangan tentang evaluasi proses pembelajaran saat pandemi Covid-19. Mengenai kualitas belajar dan penjabaran kurikulum, dia menyebut hal itu relatif.

‘’Kurikulum tidak harus dituntaskan. Mengenai mutu kiranya, sangat relatif. Tetapi yang paling utama adalah perlindungan kesehatan bagi siswa,’’ ujarnya.

Dari hasil rapat koordinasi tersebut, Gunawan menegaskan, Denpasar belum sampai pada kesimpulan belajar tatap muka. Untuk sampai pada keputusan belajar tatap muka, masih ada tahapan dan persyaratan yang harus dipenuhi. tra

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.