POSMERDEKA.COM, JEMBRANA – Salah satu penumpang selamat dari musibah tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, Bejo Santoso (52), warga Ceruring, Banyuwangi, mengungkapkan detik-detik mencekam saat kapal yang ditumpanginya tenggelam hanya dalam waktu tiga menit.
Bejo merupakan salah satu penumpang yang pertama dievakuasi karena berada di sisi kapal dan bisa langsung melompat ke laut. “Yang bisa loncat duluan itu yang selamat. Kalau yang di dalam, saya tidak bisa jamin, karena dari posisi kapal mulai miring sampai tenggelam hanya tiga menit,” ujarnya saat ditemui usai di Ruang VIP ASDP Gilimanuk, Kamis (3/7/2025).
Menurut Bejo, tidak ada alarm ataupun pengumuman dari kru kapal sebelum kapal miring dan tenggelam. “Tidak ada peringatan. Tiba-tiba kapal miring, dan dalam waktu singkat langsung tenggelam. Tidak sampai tiga menit,” kata Bejo.
Saat kapal mulai miring, Bejo mengaku melompat bersamaan dengan penumpang lainnya. “Kami semua panik, loncat bersamaan, hanyut terbawa arus. Ada juga beberapa ABK yang melempar pelampung ke arah penumpang,” kenangnya.
Sementara, di atas kapal terdapat dua perahu karet yang hanya bisa menampung sebagian kecil penumpang. Selebihnya harus bertahan dengan pelampung biasa. “Suasana sangat kacau. Banyak yang terinjak-injak karena semua ingin menyelamatkan diri,” kata Bejo.
Tragisnya, Bejo menyaksikan dua pasangan suami istri yang terpisah saat mencoba menyelamatkan diri. “Ada satu pasangan yang istrinya belum ditemukan. Pasangan lainnya, sang istri ditemukan, tapi lokasinya jauh terpisah dari suaminya,” katanya dengan mata berkaca kaca.
Bejo sendiri mengaku terombang-ambing di laut selama hampir lima jam sebelum akhirnya diselamatkan nelayan pada pukul 05.30 Wita. Ia menyebut dirinya sudah berada di laut sejak pukul 00.30 Wita, tepat saat kapal tenggelam.
Yang paling mengharukan, kata Bejo, adalah saat dirinya terpaksa mengikat jenazah salah satu penumpang lain ke pelampung agar tidak hanyut. “Sekitar pukul 03.00 Wita, saya sempat membawa jenazah penumpang lain, saya ikatkan ke pelampung agar bisa ditemukan,” ujarnya.
Bejo juga menyebutkan, ada ibu-ibu dan anak yang sedang tidur di dalam kapal saat insiden terjadi. Namun, hingga kini ia belum mengetahui nasib mereka.
Sementara sampai saat ini jumlah penumpang KMP Tanu Pratama Jaya yang berhasil diselamatkan sebanyak 35 orang dari 53 penumpang yang sesuai data manifes, 5 orang diantaranya meninggal dan sisanya selamat. Sedangkan 18 orang lagi belum diketahui keberadaannya.
Pantauan di Posko Gilimanuk, keluarga korban terus berdatangan menanyakan sanak saudaranya yang hingga kini masih tidak tahu keberadaannya. Sementara Tim SAR Gabungan saat ini membagi 2 Posko, yang didirikan di RSU Negara dan di Pelabuhan Gilimanuk. man