DENPASAR – Mengenalkan Kurikulum Merdeka Belajar, SMPN 10 Denpasar yang tahun ini lulus sekolah penggerak tahap 2, menggelar workshop selama 4 hari, 16-19 Mei 2022. Agenda workshop mengangkat tema “Melalui Kurikulum Merdeka Belajar dan Program Pendidikan Sekolah Penggerak untuk Meningkatkan Kompetensi Guru SMP Negeri 10 Denpasar”.
Agenda workshop diikuti 47 guru dan 6 orang pegawai SMPN 10 Denpasar, menghadirkan narasumber pengawas SMPN 10 Denpasar, Dra. Ni Nyoman Kartiniasih M.Pd.; Kepala SMPK Harapan Denpasar, Ir Ni Nyoman Serayawati, M.M.; dan Kepala SMP Bintang Persada Ni Luh Putu Rusmana Dewi, M.Pd. Agenda workshop dibuka Kabid Pembinaan SMP Disdikpora Kota Denpasar, AA Putu Gede Astara, Senin (16/5/2022).
Kepala SMPN 10 Denpasar, I Wayan Sumiara, S.Pd., M.Pd., menjelaskan, workshop ini merupakan sarana penguatan pembelajaran bagi guru. Terutama guru kelas VII, supaya lebih mendalami Kurikulum Merdeka Belajar, fokus pada peserta didik. “Melalui workshop ini, diharapkan seluruh bapak dan ibu guru bisa membuat praktik pembelajaran baru. Menggunakan pembelajaran berdiferensiasi,” kata Sumiara.
Untuk tahun ini, kata Sumiara, Kurikulum Merdeka akan dilaksanakan di kelas VII dan di tahun kedua dilaksanakan untuk kelas VII dan VIII. Nanti di tahun ke tiga dilaksanakan di semua tingkat dari kelas VII, VIII dan IX. Sumiara menambahkan, melalui workshop ini, seluruh guru di SMPN 10 Denpasar semakin andal dan teruji dalam menerapkan pembelajaran melalui metode diferensiasi.
Diakuinya, pembelajaran berdiferensiasi cukup sulit, terutama jika guru tidak menguasai materi serta memahami karakter siswa. Selain itu, guru juga dituntut untuk mengetahui apa saja kebutuhan peserta didik dalam pembelajaran. ‘’Ilmu atau pengetahuan baru itu, bak kokok ayam pagi yang mengusik kenyamanan tidur kita, namun kehadirannya akan menuntun kita menemui hari baru yang astungkara jauh lebih baik dari hari sebelumnya,’’ imbuhnya.
Kabid Pembinaan SMP Disdikpora Kota Denpasar, AA Putu Gede Astara, mengapresiasi workshop yang digelar SMPN 10 Denpasar. Karena sangat membantu para guru untuk lebih memahami Kurikulum Merdeka Belajar. “Semoga para guru di sini dapat lebih memahami, apa yang benar-benar dibutuhkan oleh siswa ketika pembelajaran,” ucapnya.
Seluruh stakeholder SMPN 10 Denpasar juga diharapkan tampil kompak. ‘’Pire kesateng wong sinunggal, apalah artinya kepintaran seorang kepala sekolah tanpa didukung kemampuan guru dan pegawai, semuanya akan sia-sia,’’ ujarnya.
Karenanya, materi workshop ini diharapkan dapat diserap secara optimal oleh para guru SMPN 10 Denpasar. “Kerangka kurikulum pembelajaran 70 persen pengetahuan dan 30 persen sisanya untuk proyek. Jadi guru juga harus membimbing siswa dalam pembelajaran proyek tersebut,” ujarnya.
Dia menjelaskan, peluncuran Kurikulum Merdeka yang merupakan penguatan dari Kurikulum Darurat merupakan kurikulum untuk mengatasi krisis pembelajaran di Indonesia. Penerapan Kurikulum Merdeka ini lebih dianggap relevan dan interaktif, dimana pembelajaran melalui project akan memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual seperti isu lingkungan, kesehatan dan lainnya.
‘’Ini untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi profil pelajar Pancasila,” pungkasnya. tra