POSMERDEKA.COM, GIANYAR – Komisi Disiplin (Komdis) Asprov PSSI Bali, akhirnya menjatuhkan sanksi berupa skorsing selama 1 tahun (setahun) untuk Pelatih Padangtegal FC Ubud, Made Pasek Alit. Hukuman ini sebagai buntut kerusuhan semifinal Piala Soeratin U-17 Zona Bali 2024, yang mempertemukan tim Garuda Muda Bali (GMB) U-17 dengan Padangtegal FC Ubud U-17 Gianyar, di Stadion Ngurah Rai Denpasar, Sabtu (16/11/2024) lalu.
Skorsing untuk Made Pasek Alit (MPA) sebenarnya sudah mengemuka di dunia maya sejak beberapa hari belakangan ini, termasuk di IG PSSI Bali. Namun banyak pihak juga belum percaya, karena kubu Askot PSSI Denpasar masih melakukan berbagai upaya pendekatan (mediasi), dengan pihak-pihak terkait yang tujuannya menghindarkan MPA dari ancaman hukuman.
Lantas kenapa Askot PSSI Denpasar sangat berkepentingan dengan MPA? Jawabnya sudah sangat jelas, karena Pasek Alit saat ini adalah pelatih kepala Tim Perseden Denpasar yang dipersiapkan untuk menghadapi Liga 4. Selain itu, sentuhan tangan dingin MPA juga sangat diharapkan Askot PSSI Denpasar dalam upaya mempertahankan medali emas pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali 2025.
Ketika posmerdeka.com, mencoba mencari tahu kebenaran skorsing terhadap MPA, ternyata memang benar adanya. ”Ya…, sudah menjadi keputusan Komdis. Untuk lebih lengkapnya, coba hubungi Sekum kami,” ujar Ketua Umum Asprov PSSI Bali, Ketut Suardana.
Saat dikofirmasi, Sekretaris Umum (Sekum) Asprov PSSI Bali, Dewa Made Teges Wirawan menyebutkan, sesuai hasil sidang Komdis PSSI Bali tertanggal 21 November 2024, memang memutuskan hukuman skorsing 1 tahun untuk Made Pasek Alit dan denda Rp 5 juta. Artinya, MPA hingga skorsingnya berakhir pada 21 November 2025, tidak boleh beraktivitas atau terlibat dalam dunia sepakbola di daerah dan tingkat nasional.
”Dari laporan Komdis, Made Pasek Alit dan manajemen Padangtegal FC menerima keputusan tersebut. Selain Pasek Alit salah seorang ofisial GMB atas nama Petrus Yeriko juga kena skorsing 1 tahun dan denda Rp 5 juta,” ungkap Dewa Teges, Minggu (24/11/2024) sore.
Selain itu, dua pemain dari kedua tim yakni Freno Setiawan (GMB) dan Made Satya Putra (Padangtegal TC) juga kena skorsing masing-masing 6 bulan tidak boleh terlibat dalam sepakbola baik di Bali dan nasional. Uniknya, kedua pemain ini sama-sama punya nomor punggung 17.
”Kenapa hanya dua pemain ini yang kena, karena menurut Komdis kedua pemain inilah yang dinilai sebagai pemicu kerusuhan, terutama diawali sleding keras Made Satya Putra kepada Freno Setiawan, dilanjutkan adu mulut dari kedua pemain itu yang disusul baku pukul pemain-pemain lain dari kedua tim,” terang Dewa Teges.
Sebenarnya, tambah dia, pertandingan GMB vs Padangtegal FC berjalan tuntas meski sempat terhenti selama sekitar 14 menit. Kapten kedua tim pun menandatangani berita acara pertandingan. ”Tapi dibalik itu, kubu GMB melakukan protes terutama terhadap perlakukan pelatih Padangtegal (Made Pasek Alit) yang dua kali terlihat membanting dua pemain GMB,” tambah Dewa Teges.
Kebetulan laga tersebut disiarkan secara langsung melalui live streaming TV PSSI Bali, jadi pihak-pihak yang kena hukuman dari laga itu tidak bisa mengelak. PSSI Pusat juga tahu kejadian tersebut, bahkan viral di dunia maya.
”Jadi intinya begini, keputusan skorsing ini juga dari arahan Komdis PSSI Pusat, karena kita terus berkomunikasi terkait apa yang telah terjadi. Selain sebagai efek jera, skorsing yang dijatuhkan ini sebagai evaluasi dan pembinaan, sehingga ke depannya kejadian-kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” pungkas Dewa Teges. yes