POSMERDEKA.COM, BANGLI – Pemerintah pusat sedang menggencarkan program ketahanan pangan, tapi sejumlah jaringan irigasi sekunder maupun primer di wilayah Kabupaten Bangli justru mengalami kerusakan cukup parah. Kerusakan bahkan terjadi selama bertahun-tahun. Sayang, keterbatasan anggaran membuat perbaikan belum bisa dilakukan optimal.
Demikian terungkap dalam rapat kerja Komisi III DPRD Bangli dengan Dinas PUPR Perkim bersama Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (PKP) Bangli, pada Jumat (17/1/2025).
Rapat kerja dipimpin Ketua Komisi III DPRD Bangli, I Wayan Merta Suteja; dihadiri Kepala Dinas PUPR Perkim Bangli, Dewa Ngakan Widnyana Maya; Kepala Dinas PKP Bangli, I Wayan Sarma, serta anggota Komisi III.
Dalam rapat tersebut, anggota Komisi III, I Wayan Subagan, mempertanyakan perbaikan jaringan irigasi Bangkiangsidem yang rusak sejak tiga tahun lalu. Kerusakan jaringan irigasi mengakibatkan terjadinya alih komoditas dan alih fungsi lahan.
“Akibat rusaknya jaringan irigasi, petani tidak bisa lagi melakukan pola tanam padi, sehingga beralih tanam palawija atau tanaman jenis lain seperti jeruk dan coklat. Bahkan ada sejumlah lahan basah beralih fungsi untuk permukiman,” sesalnya.
Subagan menguraikan, dengan semakin banyak lahan pertanian beralih fungsi, tentu berimbas kepada program pemerintah pusat terkait ketahanan pangan. “Krama subak sering bertanya, kapan pemerintah akan memperbaiki jaringan irigasi tersebut?” sambungnya.
Pertanyaan senada juga diutarakan anggota Komisi III, I Made Sudiasa. Dia berujar jaringan irigasi di Subak Undisan banyak yang rusak dan, sayangnya, hingga kini belum mendapat penanganan. “Kami minta khususnya Dinas PKP agar melakukan pendataan yang cermat, sehingga tahu kondisi riil jaringan irigasi,” desaknya..
Guna meningkatkan kesejahteraan petani, sambungnya, agar dibangun jalan usaha tani menggunakan anggaran dari Dana Desa. Dengan adanya jalan usaha tani, terangnya, proses distribusi hasil pertanian akan lebih efisien, mengurangi biaya transportasi dan mempercepat waktu bagi petani. “Ini sebagai bentuk mendukung program ketahanan pangan,” lugasnya.
Menanggapi sorotan itu, Dewa Ngakan Widnyana mengaku bencana alam yang terjadi pada tahun 2023 membuat beberapa saluran irigasi rusak. Termasuk di dalamnya saluran irigasi Bangkiangsidem. ”Saluran irigasi Bangkiangsidem tertimbun guguran material tebing yang longsor,” ungkapnya.
Lebih jauh disampaikan, sebenarnya upaya perbaikan sudah diusulkan ke pusat. Namun, karena pertimbangan keterbatasan anggaran, usulan dari Pemkab Bangli dicoret. Untuk perbaikan dibutuhkan anggaran yang besar, sekitar Rp1,5 miliar. ”Kita akan kembali usulkan perbaikan ke pusat. Jika murni dari APBD (Bangli) tahun ini belum kami anggarkan,” paparnya menandaskan. gia