MANGUPURA – Tiga bulan sudah pariwisata Bali dibuka untuk wisatawan domestik (wisdom). Namun dampak yang dirasakan masih sangat minim. Tingkat hunian hotel masih berada di bawah 10 persen.
Managing Director The Nusa Dua, IGN Ardita menerangkan, tingkat hunian kamar hotel di kawasan pariwisata The Nusa Dua saat ini masih di bawah 10 persen dari jumlah 5.120 kamar tersedia. Dari total 24 hotel dan vila di kawasan itu, saat ini ada 14 hotel yang masih beroperasi dan enam hotel sisanya masih dalam persiapan operasi (belum beroperasi).
Rencananya enam hotel tersebut melakukan evaluasi Oktober ini, untuk melihat perkembangan pangsa pasar. ‘’Total hotel di kawasan ada 19 unit. Beroperasi dari awal itu 13 hotel. Saat ini tingkat hunian kamar masih di bawah 10 persen, ini memang belum seperti yang diharapkan,’’ ujar Ardita, Rabu (21/10/2020).
Untuk meyakinkan wisatawan, pihaknya konsisten menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, juga mengikuti program sertifikasi dari pemerintah pusat, yang diselenggarakan oleh Kemenparekraf.
Proses assesment sertifikasi itu telah dilalui dan dinyatakan lulus, sehingga kini tinggal menunggu serah terima sertifikat tersebut. “Jadi Nusa Dua kini punya dua sertifikasi, baik dari Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Pusat,” ujarnya.
Hal serupa dialami sejumlah hotel di wilayah Legian, bahkan mayoritas hotel masih belum kembali beroperasi. Kendati demikian, beberapa hotel memutuskan tetap beroperasi sebagai komitmen tanggungjawab moral kepada karyawan, kendati kondisinya saat ini rugi.
“Untuk Legian Beach Hotel yang saya kelola masih tetap buka. Tapi yang lain mayoritas belum beroperasi. Itu untuk hotel yang ada dipinggir jalan, kalau yang masuk gang saya belum tahu,” kata Ketua Legian Bussines Asaociation, Arif Billah
Ia mengaku, saat ini tingkat hunian kamar di Legian Beach Hotel hanya 1-2 persen dari total 236 kamar. Itupun kebanyakan yang menginap saat week end, sedangkan untuk week day dan daily belum ada. Selain itu, ada pula tamu yang datang hanya sekadar untuk makan dan berenang saja.
Kebanyakan tamu itu merupakan wisatawan domestik yang berasal dari Jakarta dan seputar wilayah Bali. Selain menerapkan protokol kesehatan yang ketat, pihaknya juga memberikan diskon selama masa pandemi.
‘’Kami masih berikan diskon harga untuk situasi pandemi, seperti kamar bungalow yang biasa kita jual Rp2,5 juta, sekarang hanya jual 750 ribu. Itupun juga masih dibilang mahal, kalau kita turunkan sangat susah,’’ bebernya. 023