”Punya rencana dan impian itu bagus, tapi jangan heran jika Tuhan membawamu ke tempat lain,”
KATA-kata mutiara ini barangkali tepat dialamatkan kepada A.A. Ketut Alit Supartana, S.Pd. Betapa tidak, ia sempat ingin berkarir di dunia pelatih sepakbola. Hal ini didasari dari pengalamannya sebagai pemain di Perseden Denpasar, mulai dari usia muda, junior hingga senior. Belum lagi, ditambah pengalamannya sebagai pemain di skuad Gelora Dewata yang berkompetisi di kasta tertinggi Liga Indonesia (saat itu Divisi Utama,-red).
Karir kepelatihannya awalnya berjalan mulus, bahkan ada tanda-tanda dia akan menjadi pelatih sangat sukses. Saat dipercaya sebagai head coach (pelatih kepala) Perseden, Alit Supartana mampu membawa Perseden lolos ke Divisi I (kasta kedua) kompetisi sepakbola di tanah air waktu itu.
Puncaknya di tahun 2014, Alit Supartana dipercaya menangani Tim Pra-PON Bali sebagai pelatih kepala. Tim ini diharapkan bisa lolos ke PON XIX 2016 di Bandung. Alit Supartana yang dibantu asistennya A.A. Ardika alias Gung Kang dan pelatih kiper Jimmy Hariyuda, langsung menggelar seleksi pemain hingga akhirnya terbentuk tim yang cukup solid dari segala lini.
Tim yang dibangun cukup menjanjikan. Ini bisa dilihat dari bebarapa kali uji coba yang dilakukan dengan hasil memuaskan. Salah satunya yang masih terngiang dalam ingatakan ketika Tim Pra-PON Bali nyaris mengalahkan klub ISL (Liga Super Indonesia), Persiram Raja Ampat, pada laga uji coba lapangan Gelora Samudra Kuta, Sabtu (27/7/2014).
Beruntung ada gol Persiram di massa injury time, sehingga skor akhir 2-2 dan tim betabur bintang itu luput dari kekalahan. Pelatih Persiram Gomes de Olivera pun melayangkan pujian kepada tim besutan Alit Supartana. Dia mengatakan tim Pra-PON Bali sangat berpeluang lolos PON di Bandung, bahkan punya potensi meraih prestasi tinggi PON.
Pujian jujur Gomes tentu saja membuat Alit Supartana makin bersemangat. Tetapi belum sampai Pra-PON bergulir, entah apa penyebabnya tiba-tiba ada pergantian manajemen tim hingga jajaran tim pelatih. Alit Supartana, asisten dan pelatih kipernya terpental, digantikan pelatih baru.
Tim yang sesungguhnya sudah terbentuk, akhirnya dirombak total oleh pelatih anyar. Tim Pra-PON Bali memang akhirnya lolos, tetapi babak belur saat ke PON XIX 2016 berlangsung alias gagal total melewati fase grup. Kegagalan di PON XIX berbuntut panjang, karena sepulang dari Bandung tim PON Bali diterpa isu ”pencurian” umur pemain. Hem… sudah jatuh tertimpa tangga.
Di sisi lain, dapat dibayangkan betapa kecewanya Alit Supartana waktu itu. Kekecewaan itu seakan menjadi akumulasi dari kekecewaan dirinya saat menjadi pelatih Perseden. ”Sejak saat itu, saya secara perlahan mulai meninggalkan profesi pelatih. Saya pun memilih fokus pada pekerjaan pokok (berdinas di Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar Basarnas Bali, -red),” kenang Alit Supartana, saat diwawancara posmerdeka.com, Sabtu (2/11/2024).
Seiring perjalanan waktu, karirnya di tempat lain malah melejit. Kini Alit Supartana menjabat sebagai Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palangka Raya (Basarnas Kalimantan Tengah), mulai 2023 sampai sekarang. ”Mungkin ini namanya sengsara membawa nikmat,” ucap suami A.A.Konik Arnasih ini yang sudah dikaruniai tiga anak.
Di Palangka Raya, tampaknya Alit Supartana lebih tenang, bahkan terbilang cukup sukses membangun keluarganya. Anak pertama dan keduanya, sudah menyelesaikan pendidikan sarjana S-1, sementara si bungsu masih kelas 6 SD.
Masih Suka Bola
Ditanya apakah masih suka sepakbola? Alit Supartana jujur mengaku masih suka dengan olahraga yang membesarkan namanya. Bahkan di kesatuannya (Kantor Pencarian dan Pertolongan Palangka Raya) punya tim, dimana dirinya dipercaya sebagai pelatihnya.
Karena sirtifikat pelatihnya sudah ”dipensiunkan”, Alit Supartana dengan alias AS’09 mengaku lebih fokus dan aktif di Grup Reuni Perseden Soeratin yang menurutnya sangat solid dan saling mendukung satu sama lainnya. Bukan hanya sekadar aktif, walau jauh dari rantau, dirnya selalu mensuport semua kegiatan tim Legend Perseden melalui Tim Reuni Soeratin Perseden.
Dia juga tetap mengikuti perkembangan sepakbola nasional, terutama Bali dan Denpasar khususnya. ”Tidak ada rasa dendam saya terhadap sepakbola, karena mungkin mata pencaharian saya tidak dari sepakbola. Saya tetap berharap prestasi sepakbola Indonesia semakin maju, begitu juga tim Perseden semakin berprestasi,” ungkap Alit Supartana.
Memimpin intansi yang kerap bersentuhan dengan musibah maupun bencana alam, Alit Supartana memang sering bertemu pejabat (Muspida) di lingkup Kota Palangka Raya maupun Provinsi Kalimantan Tengah. Meski begitu, dia tetap bersikap low profile, apalagi pamer jabatan. ”Adanya tiang (saya) seperti sekarang, pastinya berkat doa teman-teman semua,” ucapnya dengan nada merendah.
Selain sibuk di kantor, Alit Supartana juga aktif di Paguyuban semeton Hindhu di Palangka Raya, bahkan dia dipilih menjadi Ketua Panitia Dharma Santhi 2024. Dia juga aktif di organisasi Pecalang Palangka Raya. ”Di Palangka Raya, tiang merasa dihormati dan dihargai. Tiang pun semakin semangat membangun Palangka Raya. Seperti pepatah, diimana bumi dipijak, disanalah langit dijunjung,” pungkasnya. yes
BIODATA
Nama : A.A.Kt.Alit Supartana,S.Pd
Jabatan : Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palangkaraya, mulai 2023 sampai sekarang.
Nama Istri : A.A.Konik Arnasih
Anak :
- A.A.Istri Riska Wulandari, S.Pd
- A.A.Ngurah Agung Candra Gupta, S.Ar
- A.A.Ngurah Bagus Alit Putra (Kelas 6 SDN 4 Menteng Palangka Raya)
Karir Pemain :
Tim Perseden U-15 (Kapten Tim), Tim Perseden U-17, Tim Perseden Senior dan Tim Gelora Dewata
Karir Pelatih :
–Head Coach (pelatih kepala) Tim Perseden dengan prestasi lolos ke Divisi I Nasional
–Head Coach Tim Pra-PON Bali tahun 2015 lanjut kecewa di sepakbola dan fokus di kantor sampai sekarang.