Rentan Picu Kecewa Bacaleg, Nasdem Lobar Tegaskan Masyarakat Suka Pemilu Proporsional Terbuka

KETUA DPD Partai Nasdem Lobar, Tarmizi. Foto: ist

LOBAR – Mencuatnya wacana pemberlakuan sistem proporsional tertutup pada Pemilu 2024 mendatang, mendapat penolakan sejumlah partai dan juga masyarakat. Salah satu partai politik di daerah yang buka suara terkait hal ini adalah Partai Nasdem Kabupaten Lobar.

Ketua DPD Partai Nasdem Lobar, Tarmizi, mengungkapkan, masyarakat lebih berpihak kepada pemilu dengan sistem proporsional terbuka daripada proporsional tertutup yang digunakan saat zaman Orde Baru.

Bacaan Lainnya

Pemilu tahun 1999 juga masih menggunakan proporsional tertutup atau pemilih mencoblos tanda partai. “Masyarakat lebih antusias untuk bertarung di posisi mana saja, dan dia punya harapan (ikut berkompetisi). Itu yang menyebabkan sampai hari ini masyarakat masih berpihak kepada sistem itu,” terangnya, Senin (9/1/2023).

Dari hasil jajak pendapat yang dilakukan Nasdem, jelasnya, sebagian besar masyarakat menolak pemilu dilakukan dengan sistem mencoblos partai. Hal itu juga yang menjadi salah satu alasan mengapa Nasdem menolak sistem proporsional tertutup. “Sejak awal Nasdem memastikan bahwa kami di bawah mendukung sistem pemilu proporsional terbuka,” tegasnya.

Bahwa proporsional tertutup dinilai menguntungkan partai, Tarmizi justru menilai sebaliknya. Dia menuding partai malah sangat dirugikan dengan memilih tanda gambar partai, karena besarnya partai dari sosok figur kader di dalamnya.

Baca juga :  Permudah Realisasi Investasi, Pemkab Badung Jalin Kerjasama dengan Kejari

Terlebih Nasdem sudah menggelar rekrutmen bakal calon legislatif (bacaleg), yang begitu sangat antusias diikuti oleh masyarakat yang ingin berkompetisi pada Pemilu 2024. “Karena partai itu berharap raupan suara terbanyak, dan figur-figur dari masyarakat tentu sangat potensial dan sangat penting di kami,” bebernya.

Sistem proporsional tertutup, ungkapnya, membuat khawatir para bacaleg yang mendaftar di Nasdem. Sebab, mereka merasa percuma mendaftar jika akhirnya partai yang menentukan lolos atau tidaknya mendapat kursi. Terlebih jika tokoh atau figur masyarakat itu tak memiliki posisi strategis dalam kepengurusan partai.

“Kami di Nasdem tidak menginginkan seperti itu, karena tradisi kami di partai membuka peluang selebar-lebarnya untuk semua komponen masyarakat. Dan, kami sudah terbiasa dengan semangat kompetisi di internal,” lugasnya.

Nasdem tidak sendirian tegas menolak sistem pemilu tertutup. Sebanyak delapan elite partai politik di DPR RI mendeklarasikan penolakan penggunaan sistem proporsional tertutup pada Minggu (8/1/2023). Mereka menginginkan Pemilu 2024 tetap menerapkan sistem proporsional terbuka.

Partai yang deklarasi terdiri dari anggota koalisi pemerintahan yakni Partai Golkar, Gerindra, Nasdem, Partai Keadilan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Sementara dua partai oposisi ada Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). ade

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.