POSMERDEKA.COM, MATARAM – Kunjungan capres nomor urut 1, Anies Baswedan, di Kota Mataram dan Lombok Barat NTB, disambut antusias masyarakat. Selain para petinggi parpol pengusung dan pendukung pasangan Amin, tokoh agama dan tokoh masyarakat, juga para relawan pendukung.
Salah satu yang paling antusias menyambut adalah Relawan Karman PKS. Mereka bersemangat di garda terdepan ketika Anies mengunjungi Pondok Pesantren Al Aziziyah, Kapek, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat.
“Kami antusias menyambut Pak Anies Baswedan, seperti kami juga bersemangat mendukung perubahan di negara ini,” sebut salah seorang Relawan Karman, Adi Anyak, Rabu (20/12/2023).
Menurutnya, Indonesia ke depan butuh pemimpin yang cerdas, jujur, amanah, dan visioner seperti Anies Baswedan. Hal itulah yang mendorong para Relawan Karman untuk semeriah mungkin menyambut kunjungan Anies Baswedan di Lombok.
Stiker caleg Karman PKS sempat diserahkan ke putri Anies Baswedan, Permata Baswedan. “Jelas kami optimistis Anies menang di Lombok dan menjadi Presiden ke depan. Kami juga optimis Bang Karman akan berhasil duduk di Senayan. Amin,” sambungnya.
Dalam kunjungan ini, sempat terjadi insiden saat Anies akan menggelar agenda “Desak Anies”. Acara yang diagendakan di Taman Budaya NTB, Mataram mendadak dibatalkan karena tidak ada izin pengelola Taman Budaya. Acara dipindah di Amanah Food Court yang tidak jauh dari Taman Budaya.
Kepala Taman Budaya NTB, Sabarudin, menegaskan acara Anies belum ada izin. Panitia acara hanya mengirim surat izin melalui pdf ke KTU Taman Budaya tanpa melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB, dan Pj. Gubernur NTB.
“Siapa yang membatalkan? Kan itu tidak ada izin. Kami juga tidak tahu mereka bikin acara di sini. Mereka sudah buat brosurnya, baru mengirim surat lewat pdf melalui KTU saya,” katanya saat dimintai konfirmasi.
“Kami tidak dapat surat dan belum tahu, tiba-tiba karena itu surat dikirimkan ke kami, kami bertanya ke Dinas apa ada surat ini ke Dinas. Di dinas pun tidak ada suratnya,” imbuhnya.
Lebih jauh disampaikan, belum ada izin dari Pj. Gubernur Lalu Gita Ariadi terkait acara tersebut. Makanya Taman Budaya belum berani mengizinkan. Sabarudin mendaku belum tahu mekanisme penggunaan Taman Budaya.
Namun, untuk acara berbau politik, seharusnya ada izin Pj. Gubernur dan Kepala Dikbud NTB. Sebelumnya ada arahan agar fasilitas pemerintah seperti Taman Budaya tidak digunakan untuk lokasi kampanye.
Terkait persoalan itu, Anies mengultimatum aparat ASN agar bersikap netral dengan tidak mengistimewakan satu calon dan mendiskriminasi calon lainnya.
“Saya ingin mengimbau kepada pemerintah untuk memberi arahan kepada seluruh jajaran aparatur sipil negara (ASN) agar bersikap netral, dan tidak mempersulit salah satu calon, baik itu Pilpres maupun Pileg,” cetus Anies saat kegiatan “Desak Anies” di Mataram.
Anies mengklaim acaranya sering dipersulit di menit-menit terakhir saat acara akan digelar. Itu terjadi sering sekali. “Kami rasakan bukan hanya sekali. Sudah berkali-kali. Last minute (menit terakhir) izin dibatalkan secara sepihak,” tudingnya tanpa merinci lebih jauh. rul