Panen Bawang Putih, Petani Curhat Sulit Pemasaran

BUPATI Karangasem, I Gede Dana, saat panen bawah putih di lahan garapan Kelompok Tani Catur Amerta Sari, Banjar Dinas Pura, Kamis (13/4/2023). Foto: ist

POSMERDEKA.COM, KARANGASEM – Pemasaran hasil panen selama ini kerap menjadi kendala yang dihadapi sebagian besar petani di Karangasem, di samping ancaman hama dan cuaca ekstrem. Keluhan itu diungkapkan salah seorang petani bawang putih di Banjar Dinas Pura, Desa Sebudi, Kecamatan Selatan, Jero Gede Suparta.

Dia mengaku selama ini hasil panen hanya dijual ke warung atau ke pasar terdekat dengan harga relatif murah. “Kendala kami di pemasaran, semoga bisa difasilitasi untuk pemasaran hasil panen kami agar bisa terjual dengan harga sesuai,” pintanya saat panen bawah putih di lahan garapan Kelompok Tani Catur Amerta Sari, Banjar Dinas Pura, Kamis (13/4/2023).

Bacaan Lainnya

Hasil panen bawang putih kelompok tani beranggotakan 33 petani ini terbilang cukup bagus. Satu hektar lahan perkebunan mampu menghasilkan sekitar 9,88 ton, melampaui perkiraan hanya menghasilkan 7,5 ton bawang untuk putih sekali panen.

Bawang putih yang dipanen merupakan hasil dari bibit bawang putih bantuan pemerintah pusat, dengan jenis varietas sangga sembalun yang didatangkan dari wilayah Lombok. Kabupaten Karangasem mendapat bantuan bibit sebanyak 14 ton, untuk kelompok tani di wilayah Kubu dan Selat.

Baca juga :  BPC PHRI Kabupaten Jembrana Periode 2020-2025 Resmi Dilantik

Selain mendapat bantuan bibit, para petani juga didampingi dalam hal pemeliharaan, termasuk untuk pupuk padat dan cair, hingga memasuki masa panen sekitar 120 hari sejak penanaman bibit.

Bupati Karangasem, I Gede Dana; didampingi Kadis Pertanian, Pangan dan Perikanan Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah, yang hadir saat panen, mengaku heran ada lahan pertanian yang subur di wilayah Banjar Dinas Pura. Meski dominan lahan berpasir, ternyata ada lahan pertanian yang cukup luas dan dikelola secara turun-temurun.

“Dengan potensi ini, saya berharap Dinas Pertanian agar bisa mengembangkan pertanian hortikultura dengan pembinaan dan penyuluhan agar hasil bagus. Termasuk juga pemasaran dan pengangkutannya, agar biaya produksi lebih rendah dan semangat petani bisa tinggi,” sebutnya.

Dana mengaku sangat bersyukur dan senang karena masih ada masyarakat yang semangat bertani. Hal ini agar bisa ditiru anak-anak muda, karena bekerja sebagai petani merupakan hal sangat mulia. Terlebih ada isu pada tahun 2039 diperkirakan akan terjadi krisis pangan.

“Jika tidak ada petani, kita makan apa? Saya berharap petani ini tetap mempertahankan pekerjaan sebagai petani, semasih bisa ditanami agar terus ditanami, menyesuaikan situasi lahan yang ada. Astungkara saya akan sempatkan menginap di sini untuk melihat bagaimana aktivitas petani di Banjar Pura ini,” janji Dana. nad

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.