POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Kota Denpasar kaya akan keragaman suku dan budaya. Maka tak salah jika kemajemukan tersebut menjadi daya tarik pegiat kebangsaan. Salah satu contoh yakni Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Bandung. Demi menggali wawasan kebhinekaan, mereka memilih studi tiru ke Kota Denpasar, Selasa (6/6/2023).
Rombongan FPK Kota Bandung yang dipimpin Kepala Badan Kesbangpol Kota Bandung, H. Bambang Sukardi; dan Ketua FPK Kota Bandung, Tjatja Kuswara; diterima Kepala Badan Kesbangpol Kota Denpasar, AA Ngurah Gede Darma Putra Atmadja; dan Ketua FPK Kota Denpasar, Made Arka, beserta anggota.
Kepala Badan Kesbangpol Kota Bandung, H. Bambang Sukardi, mengatakan, Kota Denpasar sangat luar biasa. Ibu Kota Provinsi Bali memiliki kerukunan dan toleransi yang amat tinggi, dimana mereka tidak memandang suku, ras maupun agama.
Lebih lanjut Bambang Sukardi berkata, studi tiru dalam rangka menambah wawasan kebangsaan anggota FPK Kota Bandung. Dengan begitu apa yang didapat dari Kota Denpasar dapat diterapkan di daerah asal. Dimana, kerukunan pluralisme etnis, toleransi, dan gotong royong terlihat amat kental di Kota Denpasar itu.
Ia mengapresiasi keberadaan FPK Kota Denpasar dengan dukungan kearifan lokal atau lokal genius Bali, salah satunya peran pecalang yang sangat membantu keamanan Pulau Dewata. Ia juga mengapresiasi kebudayaan Bali yang masih sangat kental dan kuat di tengah derasnya pengaruh budaya luar yang datang ke Bali.
Kepala Badan Kesbangpol Kota Denpasar, AA Ngurah Gede Darma Putra Atmadja, menyampaikan, keberadaan FPK Kota Denpasar terus diperkuat. Ia juga berharap, FPK bisa berkontribusi dalam menjaga kondusif daerah dan menolak pemberitaan bohong yang sangat menggerahkan situasi bangsa. ‘’Kita harus menjaga kebhinekaan dalam berbangsa, bahwa melihat kondisi sekarang ini FPK harus sebagai wadah pemersatu tanpa melihat perbedaan agama suku dan ras,’’ tegasnya.
Sementara Ketua FPK Kota Denpasar, Made Arka, menyampaikan banyak terima kasih kepada FPK Kota Denpasar, karena telah memilih Kota Denpasar sebagai jujugan percontohan. Kerukunan dalam kehidupan setiap hari, lanjut Made Arka, tercipta secara alami dan telah ada sejak dahulu.
Ia menegaskan, pada prinsipnya, Bali mempertahankan budaya dengan diikat agama Hindu. Selain itu juga, budaya selalu diterapkan di tengah masyarakat sebagai implementasi kehidupan sehari-hari.
Dalam menjalin persatuan, ia menyebut penyaman dengan penganut agama lain. Misalnya, dengan menyebut nyama Selam (Islam), Kristen, Budha. Dimana di dalamnya mengedepankan konsep Vasudeva Kutumbakam yang artinya kita semua bersaudara. Dengan demikian akan selalu mengedepankan rasa persatuan dan persaudaraan.
Beberapa program yang dilakukan FPK Kota Denpasar antara lain Parade Budaya Nusantara, sosialisasi ke SMA dan SMP tentang 4 Pilar Kebangsaan, serta FPK Goes to Campus. Selain itu juga sosialisasi ke tingkat desa dan banjar yang paling bawah, sehingga masyarakat mengetahui dengan pembauran maka hidup akan rukun, damai dan sejahtera. Karena rekam jejaknya pula FPK Kota Denpasar menjadi objek studi banding FPK dari sejumlah kabupaten/kota di Indonesia. tra