Hingga April Ada 832 Kasus DBD di Denpasar, Diskes Minta Masyarakat Lakukan Ini

KEPALA Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr. IB Eka Putra. Foto: ist
KEPALA Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr. IB Eka Putra. Foto: ist

DENPASAR – Di tengah mewabahnya Covid-19, Pemkot Denpasar juga mengajak masyarakat untuk tidak lengah terhadap penyebaran penyakit Demam Berdaran Dengue (DBD). Hal ini lantaran saat ini jumlah kasus DBD di Kota Denpasar per 22 April telah menembus angka 832 kasus.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan  Kota Denpasar, dr. IB Eka Putra, saat dikonfirmasi Sabtu (25/4/2020) menjelaskan, DB atau adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Beberapa jenis nyamuk menularkan (atau menyebarkan) virus dengue.

Bacaan Lainnya

‘’Iya walaupun saat ini kita sedang masa pencegahan dan penanganan Covid-19, kita juga wajib mewaspadai penyakit DBD, ada peningkatan kasus tahun 2020 ini dibanding dengan jumlah kasus di bulan Januari-April 2019, saat ini per 22 April ini sudah tercatat 832 kasus,’’ ujarnya.

Lebih lanjut dijelaskan, guna meminimalisir adanya kasus DBD di Kota Denpasar, fogging serentak telah dilaksanakan secara masif dan menyeluruh. Numun demikian, masyarakat diimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar secara mandiri. Hal ini dapat dilaksanakan dengan pemantauan jentik nyamuk secara berkala dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara mandiri.

“Fogging hanya membasmi nyamuk dewasanya saja, sedangkan jentik-jentik nyamuknya tidak terbunuh. Fogging membasmi nyamuk hanya pada saat hari itu saja, besoknya bila ada nyamuk baru yang lahir dari jentik tidak akan terbunuh,” jelasnya.

Baca juga :  Perkuat Identitas sebagai Kota Cokelat, Jembrana Gelar ''International Jembrana Bali Chocolate Festival''

“Dengan melaksanakan secara mandiri gerakan 3M Plus, yakni menguras, menutup, menyingkirkan/mendaur ulang, dan menaburkan bubuk larvasida (bubuk abate) pada tempat penampungan air yang sulit dbersihkan. Hal ini dapat dilaksanakan secara rutin minimal seminggu sekali secara mandiri, sedangkan untuk fogging massal sudah dilaksanakan oleh pemerintah desa/kelurahan,” imbuhnya.

Eka Putra juga berharap masyarakat juga secara aktif untuk menjaga kebersihan lingkungan serta menghindari adanya genanangan di rumah atau pun wilayah sekitar rumah. Sehingga perkembangan nyamuk dapat diminimalisir. ‘’Mari bersama mencegah DBD, selain juga waspada penyebaran Covid-19,’’ ujar dr. IB Eka Putra. tra

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.