Di Balik Pilkada Badung ke Depan: Kalau tidak Mau Kecolongan, PDI- P Harus Hati-Hati

AA Ngurah Suryawijaya. Foto: ist

POSMERDEKA.COM, MANGUPURA – Menghadapi pemilihan Kepala Daerah (Bupati) Badung tahun 2024 ini, PDI Perjuangan (PDI-P) harus mawas diri. Partai yang menguasai parlamen di Badung, tidak boleh jumawa, sebab pemilihan Bupati beda dengan pilkada legislatif.

Seorang praktisi pariwisata Badung dan Bali AA Ngurah Suryawijaya, yang juga mengikuti perkembangan politik di Badung mengatakan, PDI-P dapat disalip tokoh lawan, jika tidak hati-hati mnenentukan figurnya nanti.

Bacaan Lainnya

Ia mengatakan, kini Bupati Giri Prasta akan mengakhiri masa jabatannya. Dan Bupati Bupati akan menjadi rebutan keras, sebab merupakan daerah yang memiliki PAD paling tinggi dari dunia pariwisata.

“Sebagai pratiksi dan pelaku pariwisata, saya pribadi berkepentingan, supaya Bupati Badung pengganti Pak Giri merupakan tokoh yang memiliki komitmen besar terhadap dunia pariwisata,” kata Ketua PHRI Badung itu.

Tokoh adat asal Desa Dalung, Kuta Utara itu mengatakan, tokoh partai (PDI-P) memang memiliki peluang besar. Tetapi, jika partai ini semata-mata melihat kader, padahal kadernya tidak ada memiliki kualitas mumpuni – niscaya akan ditinggal masyarakat. Kaum milineal Badung sudah membuktikan hal itu dalam pilpres baru lalu.

Baca juga :  Calonkan Diri Jadi Tuan Rumah PON 2028, Provinsi NTB Gandeng NTT

Oleh karena itu, PDIP atau partai lain juga harus memperhatikan tokoh-tokoh non-partai yang ada di Badung. “Saya menyimak dalam pilpres saja orang kabarnya sudah main uang. Apalagi nanti sekelas pemilihan Bupati. Ini sangat berbahaya, jika tidak menjadi perhatian kita semua. Uang seperti tidak ternilai, dalam merebut
jabatan di Indonesia,” kata Suryawijaya.

Di bagian lain, mantan Sekretaris Relawan Bupati Badung Giri-Asa Ketut Pande Krisnayana mengatakan, ia mendengar dalam pemilihan Bupati kelak, PDI-P akan menonjolkan kader partai.

Sebagai simpatisan partai, memang wajar seperti itu. Namun Pande melihat, kader partai di Badung belum maksimal menentukan keinginannya ke arah sana. Selama ini gerakan mereka sangat minim.

“Saya melihat tidak ada kader partai yang percaya diri. Ini akibat kemampuan finansial yang tidak memadai. Atau kurang punya modal sosial, modal ekonomi, budaya dan modal wasasa n kemasyarakatan.” kata Pande asal Desa Mengwi itu.

Ia mengatakan menjadi Kepala Daerah tidak cukup dengan penampilan fisik. Ia harus memiliki intelektual yang cukup, cakap dalam kepemimpinan dan dekat dengan rakyat bawah.

Hal serupa juga dikatakan aktivis partai di tataran bawah Made Sudarma asal Sobangan. Ia mengakui, bakal calon Bupati Badung pasti akan ditentukan Bu Megawati Soekarnoputri. Mengingat pengalaman pilpres, Ibu Mega harus hati-hati menentukan pilihan.

“Boleh saja kader partai, tetapi siapa kader partai di Badung yang layak untuk itu? Saya kok melihat sampai saat ini belum ada,” kata Sudarma yang biasa aktif di
masyarakat bawah.

Baca juga :  Buka Dialog G20 Empower, Menteri PPPA Rangkul Sinergitas Organisasi Perempuan

Seperti banyak diberitakan di media massa selama ini, mereka yang rajin ke bawah mensosialisasikan diri ingin mengganti Giri Prasta di Badung ada nama Adi Arnawa (Sekda Badung), I Made Sutama (mantan ASN Badung), Wayan Suyasa (Ketua Golkar Badung) dan Gus Alit Sucipta (anggota DPRD Bali dari Fraksi PDI-P). (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.