Desa Adat Penatih Puri Tumbuhkan Kecintaan Budaya Melalui Pasraman

KEGIATAN pasraman yang digelar Desa Adat Penatih Puri, Denpasar Timur, Sabtu (29/6/2024). Foto: tra
KEGIATAN pasraman yang digelar Desa Adat Penatih Puri, Denpasar Timur, Sabtu (29/6/2024). Foto: tra

POSMERDEKA.COM, DENPASAR – Adat, tradisi dan budaya menyatu pada setiap kegiatan masyarakat adat di Bali. Meski demikian, tantangan dalam menjaganya lebih serius pada era perkembangan global yang serba cepat akibat digitalisasi.

Untuk mengantisipasinya, Desa Adat Penatih Puri, Kecamatan Denpasar Timur, melakukannya melalui kegiatan pasraman, yang digelar pada Sabtu (29/6/2024), guna menguatkan dan menumbuhkan kecintaan terhadap adat, tradisi dan budaya tersebut. Setidaknya 65 peserta mengikuti pasraman ini dan mereka pun antusias mengikuti berbagai materi dari panitia Pasraman Desa Adat Penatih Puri.

Bacaan Lainnya

Menurut Bendesa Adat Penatih Puri, I Gusti Ngurah Gede Marhaendra Jaya, SH., pasraman adalah langkah awal untuk mengenalkan adat, budaya, dan agama kepada anak-anak. Pada kegiatan pasraman yang diikuti anak-anak usia Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama se-Desa Adat Penatih Puri, digelar pelatihan membuat perlengkapan upakara.

Di antaranya pelatihan membuat klakat, sengkui, dan sanggah cucuk, sedangkan yang perempuan dilatih membuat canang sari, ngulat tipat dan mejejahitan. Mereka juga diajarkan budaya Bali, mekidung dan menulis aksara Bali, dengan praktek-praktek langsung yang atraktif, untuk membuat kegiatan ini menjadi menarik. Sehingga sejak usia dini anak-anak tertarik dan kemudian serius mengikutinya.

Baca juga :  DPRD Gianyar Akan Tambah Lima Kursi, Bupati Mahayastra Janji Dukung Anggaran

Kegiatan sosial masyarakat krama seperti ini, menurut Marhaendra Jaya, tidak terlepas dari dualitas baik budaya dan spiritual khususnya di Bali dalam hal upakara. Guna mencegah degradasi budaya dari hal-hal yang sifatnya modern, pasraman ini sangat penting dalam rangka memperkenalkan sekaligus mengajarkan lebih dalam lewat praktek langsung berbagai macam kebudayaan Bali. ‘’Pasraman sengaja kami sinkronisasi dengan waktu libur anak-anak sekolah,’’ sebutnya menandaskan. tra

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.