DENPASAR – Inovasi pengelolaan sampah berbasis sumber melalui bank sampah terus dibangun di seluruh desa/kelurahan di Kota Denpasar. Bertepatan dengan Rahina Tumpek Wariga, Sabtu (14/5/2022), Perbekel Desa Dauh Puri Kangin, Ni Ketut Anggreni Wati, meluncurkan Bank Sampah Bersidas (Bersih & Kedas) di Banjar Gemeh, Desa Dauh Puri Kangin.
Dalam kesempatan tersebut turut hadir Ketua BPD Desa, Ketua LPM Desa, perangkat desa, perwakilan OPD Tata Pemerintahan Setda Kota Denpasar sebagai Bapak Angkat, DLHK Kota Denpasar memberikan pendampingan, Komunitas Kerti Bali Sejahtera (KBS) serta Asosiasi Bank Sampah Indonesia.
Setelah peluncuran dilaksanakan penyerahan peralatan operasional seperti buku administrasi, timbangan, kalkulator, dan perlengkapan lainnya kepada Ketua Bank Sampah Bersidas, Dusun Gemeh. Dilanjutkan dengan proses registrasi nasabah, alat timbang, sampai penginputan data ke dalam Sistem Sidarling Pemkot Denpasar.
Perbekel Dauh Puri Kangin menjelaskan, keberadaan bank sampah terpadu di wilayahnya ini merupakan aspirasi masyarakat yang menginginkan adanya sarana pengelolaan sampah berbasis sumber yang cerdas. Program ini telah digodok sejak bulan Februari lalu dimulai tahapannya diawali sosialisasi di banjar- banjar di Desa Dauh Puri Kangin. Setelah melalui berbagai tahapan dilaksanakan bimbingan teknis dari Bank Sampah Bali Bersih dan DLHK Kota Denpasar.
“Bertepatan dengan Rahina Tumpek Wariga, Bank Sampah Bersidas yang pertama di desa kami ini diluncurkan di Banjar Gemeh lengkap dengan SK yang mana hingga saat ini telah terdaftar sebanyak 33 KK nasabah. Rencananya di banjar lainnya di wilayah Dauh Puri Kangin akan menyusul diluncurkan pada 29 Mei mendatang,” kata Anggreni Wati.
Ia melanjutkan, mengenai penerapan di tengah masyarakat nantinya di masing-masing rumah tangga sudah memilah sampah, antara sampah organik dan anorganik –untuk kemudian dibawa ke bank sampah. Keberadaan bank sampah ini diharapkan dapat menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan serta edukasi memilah sampah dari rumah untuk mengurangi sampah yang menuju ke TPS maupun TPA.
“Ini sebagai upaya nyata terkait pengelolaan sampah berbasis sumber yang cerdas dan juga bisa mengubah sampah jadi barang yang lebih bernilai ekonomis bagi warga masyarakat kami,” jelas Anggreni Wati. rap