POSMERDEKA.COM, KLUNGKUNG – Penjabat Bupati Klungkung, I Nyoman Jendrika, tersenyum sumringah melihat sejumlah lukisan di Galeri Lukisan Wayang milik Gede Weda Asmara di Banjar Sangging, Desa Kamasan, Kabupaten Klungkung, telah diberi label Sertifikat Indikasi Geografis.
Dalam kunjungannya ke Desa Kamasan, Senin (9/9/2024), Jendrika ingin mengetahui lebih dalam proses pembuatan Lukisan Wayang Kamasan.
Gede Weda Asmara yang didampingi sejumlah seniman pelukis menjelaskan pembuatan sebuah lukisan diawali dengan pembuatan kanvas (nganjinin/mubuhin). Kanvas dibuat dari selembar kain putih, biasanya kain blacu dengan dimensi yang dikehendaki oleh pelukis.
‘’Terlebih dahulu kain dicuci dan direndam dengan air, selanjutnya dijemur sampai setengah kering. Tahap selanjutnya, kain tersebut dicelupkan dalam bubur tepung beras yang dikenal dengan istilah mubuhin. Lalu kain dibentangkan di sinar matahari sampai mengering,” ujar Gede Weda Asmara.
”Setelah mengering kain ditaruh diatas lempengan papan untuk digosok berulang-ulang dengan bulih-bulih (kerang) sampai rata dan halus. Setelah kanvas jadi, dilanjutkan dengan menseket (ngreke). Tahapan berikutnya adalah melokin yaitu memberi garis-garis tipis diatas kain untuk menentukan tempat wayangnya yang akan digambar seperti menentukan letak tokohnya, unsur penunjangnya dan lain-lain,” lanjutnya..
Dalam pewarnaanya, kata Gede Asmara, bahwa warna yang digunakan sebagian besar diambil dari alam, seperti mangsi untuk warna hitam, blau untuk warna biru yang dibuat dari daun taum, atal atau sejenis batu yang banyak didapat dari gunung berapi untuk warna kuning, kunyit untuk warna kuning tua, kencu untuk warna merah tua, dan tulang atau tanduk menjangan untuk warna putih.
Mendengar penjelasan tersebut, Pj. Bupati Jendrika tidak menampik jika harga sebuah lukisan Wayang Kamasan bisa mahal, karena pembuatannya yang tergolong rumit dan prosesnya panjang. baw